Pemuda Berkelas di Tengah Masyarakat

sekelopok anak muda sedang berdiskusi
Permasalahan yang ada di masyarakat, dapat terpecahkan dengan mengambil solusi-solusi pada islam. Terutama ketika kaum pemuda memiliki sudut pandang yang selaras dengan akidah. kemampuan inilah yang diharapkan masyarakat sebagai generasi yang cerdas pembawa bibit unggul.
Benarkah bahwa sebagian besar hari ini pemuda tersibukkan? kesenangan yang membuatnya lupa pada jati diri. Namun bukan berarti pemuda terlambat menjadi generasi yang baik. Ada banyak kesempatan untuk mengenal fitrohnya lebih dekat dan mendalam.
Pemuda itu sendiri bermakna pelanjut kehidupan dengan menyebarkan ide-ide islam. Banyak tsaqafah yang sengaja dibentuk untuk menyuarakan kebenaran. Mencariridho memberi pembuktian dengan mempertegas aturannya dan menghidupkan sunnah kekasihnya. Sungguh menakjubkan pemuda yang beriman secara sempurna tanpa memilah ajaran. Memegang prinsip dilihat dari versinya akhirat bahwa dunia hanya 1,5 jam usianya cepat usai.
kobaran semangat pemuda menebas kedhzaliman danmemperindahnya dengan suasana nikmatnya berislam. Kesehariannya bukan diisi kelalaian, kemalasan dan bergelar pecundang. Saatnya bangkit bersama dengan adab yang mulia serta membangun peradaban islam. Pemuda hebat tidak akan melupakan ikhtiar dan doa tanpa jeda selalu menanti izin dan kemenangan.
Sebelum itu mari kita kupas sedikit , yang bisa kita renungkan sejenak :
Pertama, pentingnya orang tua memiliki ilmu untuk mendidik. Sejakdikandung, penerapan islam secara sempurna hingga terhasilkanlah anak yang dekat dengan pencapaian termulia. Di rumah 24 jam tersuasanakan nikmatnya hidup dengan ketaatan. Diberi sentuhan dan sapaan kepada anak dari orang tuanya langsung yang memberikan pada mulai bangun tidur sampai ketika harus tidur. Pengenalan keimanan dengan program-program yang mengasyikkan. Karena pembiasaan yang baik maka ketika dibentuk menjadi tidak baik ada penolakan.
Kedua, Memperhatikan pendidikan dan kualitas sumber daya manusia sebagai pendidik. Kemampuanmemberi pemahaman tidak mudah dilakukan dengan mengharapkan metode yang ada. Melainkan pengolahan kata, menggambarkan peristiwa fakta dan data,mengajakberpikir,memberi solusi pada persoalan dan mampu melibatkan ilmu kepada kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu berkah untuk diri dan orang-orang yang disekitarnya.
Ketiga, Teman bergaul tidak semua dijadikan teman akrab. Kebiasaan buruk bisa ditiru atau menjadi pemahaman dalam diri.
Ada standar untuk berinteraksi dengan orang yang rajin dan serius dalam belajar,sholat 5 waktu,berkata baik, dan hal lainnya. Sedangkan untuk teman nakal tidak harus dihindari, bahkan dijadikan target menyampaikan kebenaran, menasehati,dan permasalahan yang tidak boleh dibiarkan. Kerusakan yang dibiarkan memperparah keadaan. Kalau pun kebenaran ditolak,takjadi persoalan sesuai pembelajaran pada teori sebelumnya. Tetap ikhtiar dan doa sedangkan hasil penerimaan atau penolakan adalah hak orang itu.
Keempat, pendewasaan pada taraf berfikir yang jernih dan emosi ini bisa didapatkan setelah melewati proses menggali hikmah hidup sebagai pelebarberfikir, hati dan jauhnya melangkahkan kaki. Berbicara tentang masalah sama halnya bicara tentang kehidupan.Masalah yang membentur kan dan meningkatkan kualitas peningkatan gerak.
Setiap orang adalah pemimpin dan menjadi pemimpin dunia dengan berlandaskan harta, kedudukan,tahta bukan kunci yang baik. Pemimpin dengan keimananlah keabadian jalan bahagia dan dicari seluruh masyarakat yang memang sulit ditemukan. Namun bukan berarti orang itu tidak ada. Mungkin saja sedang dibentuk,kalaupun ada tertutupi oleh orang-orang yang rakus. Diera ini, yang paling berkuasa kaya dibidang harta dan kedudukan meski keahliannya banyak kurangnya.
Adapun penilaian yang diberikan kepada anak pondok pesantren,dimasa sekarang tak semuanya dinilai sama. Karena kecerdasan tidak sebatas itu dan disebabkan era ini kurang mendukung membina serta mempersiapkan anak yang tangguh.Kurang jelas arah tujuan,konsep dan jaringan sistem kehidupan.Namun tetap saja mereka penghafal, penuntut ilmu,dan belajar lebih banyak. Tak boleh dilupakan untuk memainkan peran dimasyarakat.
Pernahkah kepikiran, ada intelektual namun biaya tak ada hingga tak melanjutkan pendidikannya. Masuk kerja pun kesulitan persyaratan tak memenuhi yang bergelar sarjana. Makanan sehari-hari yang dikonsumsi pun gizinya tak selayak yang berharta, pendidikan termahal,temanbanyak,dihormati dan memiliki segalanya. Adilkah?? Apa yang salah dari ini semua?
Kembali lagi, memiliki kepribadian Islam merupakan proses yang panjang. Hasil yang menakjubkan tak tertandingi oleh kepribadian mana pun. Punya kesadaran tinggi tanpa harus paksaan. Karena terlahir dari keimanan dan bukan dari dorongan siapa pun. Hubungan dengan sesama manusia pun bisa dinikmati secara baik. Lisan terjaga, perilaku baik, aktivitas mulia dan menggambarkan sosok yang ideal.
Generasi terbaik dilahirkan oleh ibu yang hebat. Ilmu yang memang sengaja dipelajari dari awal,dikemas dengan baik dan diterapkan secara sempurna. Dengan begitu kita juga perlu menyiapkannya permata intan lahir dari bimbingan kita. Dukungan ayah, keluarga dan masyarakat yang baik juga tentunya. Kalaupun masyarakatnya tak mendukung permata itulah yang akan mengubah keadaan masyarakat. Dengan syarat ibu yang tangguh dan ayah yang juga menaunginya dari berbagai penjuru. Pengawas dan pemantauan yang handalmemeluk erat buah hatinya.
Penulis: Oleh Esti Maulenni
Editor :Esti Maulenni