Bekerjalah Untuk Ibadah

Bekerja untuk memenuhi tuntutan kehidupan yang kini serba mahal dan susah untuk dipenuhi. Setiap dari kita tahu bagaimana keadaan atau kecukupan yang sedang kita penuhi. Dengan bekerja kita bukan bagian dari kaum rebahan yang suka mengadakan tangan kepada orang tua. Lebih enak kan kita mampu beli kebutuhan sendiri juga keinginannya terwujud. Jomblo dan yang sudah menikah sama-sama bisa bersedekah kepada keluarganya.
Tiap kita diberikan rezeki dan harus mengambilnya sesuai kadar yang diberi. Ada usaha untuk menjemput rezeki yang kadang tidak selalu datang sendiri. Jika kita sudah melakukan kewajiban kita berhak untuk menerima apa yang menjadi hak kita. Meskipun bukan bekerja yang mendatangkan rezeki melainkan bekerja bagian untuk mendapatkan rezeki.
Ambil secukupnya saja memenuhi kehidupan sisanya untuk diberikan kepada akhirat. Jangan sampai tertipu untuk menumpuk harta merasa tidak senang jika hartanya berkurang. Keinginannya hanya ingin memperbanyak semakin banyak. Yang kita gunakan selama ini untuk melanjut kehidupan. Perantara hingga sampai kita pada tempat cerita terakhir.
Jadi kita bekerja juga supaya jangan punya hutang. Karena hutang beban yang harus kita lepas ikatannya dengan cara membayar. Akan bingung bagaimana cara membayarnya jika uang tidak punya. Ada di antara kita lama dalam melakukan pembayaran padahal pemberi hutang butuh uangnya sejak dulu. Sebisa mungkin kita buat diri bukan orang yang pengangguran. Tetapi orang yang sibuk dan menyebutkan diri pada ketaatan.
Bekerja adalah ibadah kita gunakan untuk membeli kebutuhan sebagai tenaga kita melakukan ibadah seperti sholat. Ada banyak ibadah yang bisa kita lakukan secara sempurna. Dengan bekerja pula berada di jalan Allah memikirkan kebutuhan anak istri. Mengeluarkan uang di jalan dakwah dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Kita syukuri apa yang ada pada kita banyak sedikitnya menurut kita yang padahal pemberiannya tak bisa kita hitung. Tidak boleh sombong ketika diangkat derajat lebih tinggi sedikit dibanding yang lain. Sama-sama berada di dunia bukan tempat perlombaan untuk dikejar. Siapa yang banyak harta itulah yang bahagia yang benernya akan repot dan banyak waktu dihabiskan untuk itu. Perlombaan kita cuma satu berlomba dari melakukan kebaikan.
Editor :Esti Maulenni