Ya Itukan Pilihan Hidup Sendiri

Kita sama-sama memiliki waktu juga kesempatan dalam sehari 24 jam. Nah perbedaannya berawal dari penggunaan waktu saja. Kita punya kebebasan untuk menentukan apa-apa yang dikerjakan dan apa pula ditinggalkan. Keputusan yang kita ambil nantinya berdampak bisa masa kini juga masa yang akan datang. Memperlakukan kesempatan baik atau buruk itu tergantung kepribadian dan kita bisa memberi penilaian dengan melihat aktivitas sehari-hari.
Kita tidak bicara siapa yang berhasil atau tidaknya dulu. Yang menjadi fokus kita apakah mau mencoba berani melakukannya dengan syarat paham itu sesuatu yang baik sumbernya ajaran islam dan begitu juga sebaliknya. Segala apapun selagi kita ikut aturan yang dicontohkan dan dibawa rasul maka akan selamat dan tidak pernah gagal apalagi rugi.
Apalagi masa muda di mana masa itu kita punya banyak waktu tenaga dan juga kesempatan yang luar biasa. Jangan sampai kelewat begitu saja dengan aktivitas yang biasa dan sia-sia. Banyaknya aktivitas dan hal-hal yang perlu bahkan wajib untuk di tunaikan. Tetap saja fokus kita yang kedua tidak melihat seberapa besar uang yang didapatkan namun hakekatnya sedikit atau banyak yang terpenting seberapa besar iman kita.
Tentu kita merasa iri dengan seseorang yang biasa aja seumuran dengan kita. Tapi memiliki aktivitas istimewa punya ibadah yang luar biasa dan mengagumkan. Sederhana saja untuk kepada manusia namun luar biasa di hadapan pencipta. Manusia menyenangi keberadaannya bahagia juga merasa sosok yang dibutuhkan dan bisa diharapkan. Senantiasa memberi pertolongan dan mengajak masyarakat berbuat baik supaya tidak menyimpang.
Mulai hari ini coba cek aktivitas apa saja yang kita miliki. Aktivitas yang mana bermanfaat dan aktivitas mana pula membentuk masalah demi masalah tiada akhirnya. Yang jelas konsepnya mau bahagia taat apapun itu dan tinggalkan maksiat sekecil apapun tidak dilakukan. Dunia selamat akhiran mendapat balasan yang sempurna. Tergantung kita lagi mau melakukannya atau tidak sama sekali. Mau sekarang nanti atau tidak pernah diwujudkan.
Bener kadang urusan kita suka dicampuri orang lain entah itu dengan meremehkan ataupun sebagainya. Kita kesulitan membatasi komentar buat kita yang kadang membangun dan seringnya menjatuhkan. Nah jadi kita punya pilihan fokus untuk pencapaian kita atau menghabiskan waktu mendengarkan. Bukan seperti itu melainkan mendengarkan bisa jadi membuat kita lebih baik dan kira-kira ada bagian yang jelek responnya biasa aja tidak menghabiskan energi kemudian semakin memfokuskan tujuan.
Editor :Esti Maulenni