Viral : Salah Kunci Awet Muda

foto ilustrasi. net
Belakangan nama influencer Gitasav viral menghiasi media. Tetapi tidak kalah viral lagi beberapa ilmuwan dan publik turun tangan menangkalnya gegara salah sebut kunci awet muda itu adalah “childfree”.
Sebenarnya sebelum chlidfree, ia menuai beberapa kontroversi sehingga ia mendapat julukan “Si paling open minded.” Di antaranya ialah Gita memberikan tanggapan pada aksi tutup mulut Timnas Jerman tahun 2022. Kemudian komentar Gita kembali kontroversi. Karena ia dianggap mendukung L53T. Sebab Gita seolah menuduh Qatar menyebarkan homofobia atas larangan L53T, Suara.com (13/2/2023). Kemudian berlanjut pada stunting Netizen saat hijabnya di kritik. Belum satu lagi hal Popo Barbie.
Nah sedemikian aksi viralnya sehingga membuat beberapa ilmuwan membeberkan penelitiannya sekaligus menyelaraskan kegerahan publik atas ulahnya, “childfree.” akhirnya para peneliti sedang peneliti bagaimana kehamilan dan melahirkan akan mempengaruhi proses penuaan.
Penelitiannya di awali dari telomere yang digunakan sebagai dasar oleh para peneliti. Sebab, ini adalah bagian ujung kromosom yang dijadikan patokan menentukan usia biologis seseorang oleh ilmuwan. Dan mereka para peneliti percaya bahwa seiring bertambahnya usia, telomere mereka akan semakin memendek itu artinya siap ga siap keriput tua akan datang.
Tapi, walaupun terdapat beragam hasil penelitian, salah satu studi yang dipublikasikan Number of children and Telomere lenghtin women: A Prospektive, Longitudinal justru menunjukkan kehamilan dapat memperlambat proses penuaan. Pada perbedaan hasil temuan tersebut, antropolog biologi dari University of Washington Dan Einburg sampai berkata: “studi tunggal apa pun bisa salah bahkan ketika para ilmuwan melakukan segalanya dengan benar,” jelasnya. Akhirnya ia berkesimpulan, “Penuaan dini yang terjadi setelah kehamilan dan melahirkan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan,” katanya CNBC(10/2/2023).
Menanggapi pernyataan Gitasav dan unggahan tiktok yang beredar, sudah jelas! sangat bertentangan dengan hasil penelitian para ilmuwan. Bahwa bukan childfree yang akan membuat awet muda perempuan. Nyatanya hasil penelitian menyangkal telak embusan yang dikampanyekan di sosmednya. Justru malah sebaliknya kehamilan akan memperlambat penuaan dini.
Lalu gemparnya unggahan tiktok yang menyebut jika ia mempunyai anak adalah beban hidup, benar kah? Ini sangat tidak nalar di mata publik. Sebab, mungkin kah Gitasav yang sudah berkeliling 30 negara ia akan terbebani, karena tidak mampu membiayai anak? Ataukah ada hal lain yang sengaja disembunyikan? Sedangkan keliling dunia bisa. Tidakkah berpikir seandainya ibunya berpikiran sama seperti dirinya nggak mau punya anak lalu ia mau ditarik dimasukkan kembali ke perutnya seperti tidak akan pernah dilahirkan?
“Ajining diri gumantung ing lathi”(hati-hati kalau bicara Jawa red)
Yah beginilah normalnya bila hidup dalam bayangan nyata sistem kental sekularisme-liberalisme-kapitalisme. Senang dengan perhiasan dunianya, lupa hakikat hidup, nyawanya, dan hartanya dari mana, Asal usulnya bagaimana, lalu di kemanakan hartanya?
Kemudian siapa yang bisa melawan qodar Allah akan Gharisah Nau’ untuk mempertahankan keturunan dan bahkan Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam abu Dawud no. Indek 2050 tersebut:
Seorang laki-laki datang kepada Baginda Nabi SAW lalu berkata; sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang mempunyai keturunan yang baik dan cantik akan tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Beliau menjawab: “tidak. “kemudian Ia datang lagi kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian Ia datang ke tiga kalinya lalu Rasulullah SAW bersabda: "Nikahlah dengan wanita-wanita yang penyayang lagi subur (banyak keturunannya), karena aku akan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian.“
Nah Rasul SAW akan membanggakan umatnya yang banyak, yang menjalankan risalah yang beliau sampaikan. Bila seorang muslim menggaungkan “Childfree” ia ikut Nabi yang mana? Dan masuk status umat siapa? Yang jelas pada paham liberalisme dan sekularisme hanya menuntun pemenuhan nafsu kemanusiaan belaka. Tanpa terpikir dia siapa yang mencipta, tercipta untuk apa dan nanti akan kembali ke mana. Lantas amalan jariyah akan putus karena mati tidak ada anak yang saleh yang mendoakannya.
Maka sangat dibutuhkan negara global untuk mengunci salah ucap, salah tindak seluruh umat untuk menempatkan gharizah pada bingkai yang sesungguhnya. Sehingga pemimpin negara global dapat menyeleksi, meminimalisir, dan melarang kampanye yang jelas bertentangan dengan syariat Islam. Yang akan memecah belah dan mempengaruhi pikiran umat, kepada selain perintah Islam.
Penulis: Titin (Lingkar Study Perempuan Peradaban)
Editor :Esti Maulenni