Terganggu Akibat Sedang Jatuh Cinta

Suka terhadap lawan jenis menandakan bahwa sosok itu normal. Cinta bagian dari anugrah pada manusia memiliki keinginan berkasih sayang. Mencintai seseorang bisa bertambah menjadi kuat tak dipungkiri bisa juga menjadi orang yang lemah.
Tidak ada cara yang hebat menyatukan rasa cinta dengan pernikahan. Menjadikan sosok yang halal membersamainya. Namun cinta bisa datang pada pemuda yang belum menikah dan belum siap menuju pada pernikahan. Wajar-wajar saja sosok yang sedang jatuh cinta memperhatikan penampilan supaya tampilan menjadi lebih baik.
Kadang manusia terjebak pada cinta karena tidak bisa mengendalikan diri hingga masuk pada kemaksiatan. Pacaran aktivitas biasa yang dilakukan pemuda-pemudi saat ini. Justru semua zina terletak pada pacaran seperti halnya zina pikiran, zina hati, zina mata, zina telinga dan lainnya.
Ketika seseorang sedang jatuh cinta konsentrasinya berangsur-angsur akan hilang. Rasa cemburu menimbulkan ketidakkesukaan berakibat fatal. Melamun berkepanjangan yang seharusnya ada hal yang lebih penting. Kemudian kerjaannya suka memantau target yang dicintai menghabiskan energi saja berakhir dengan penyesalan.
Tak segannya pemuda-pemudi yang masih menggunakan seragam sekolah akibat dari cinta mereka harus putus sekolah. Mendadak memikirkan bagaimana nasib anaknya dan keluarga yang mereka bangun atas dasar percintaan tanpa adanya pematangan dalam berfikir.
Mirisnya lagi belum siap menjadi sosok ayah dan ibu. Emosi yang semakin menjadi-jadi saling menumpahkan rasa marah dan anak ikut terlibat di dalamnya. Ujungnya kembali kepada keluarga masing-masing mengadu rasa sedih kepada orang tua mereka. Masa depan belum tergambar dengan jelas dicampur dengan perasaan yang bersalah.
Seandainya belum siap dianjurkan berpuasa dan hindari hal-hal yang merangsang rasa cinta tadi. Bahayanya hari-hari memikirkan cinta dan berkeinginan kuat untuk mendapatkan cinta itu. Pendidikan tidak lagi menjadi prioritas. Ilmu yang akan menjaring berbagai pihak sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan.
Jika sudah siap bisa ta'aruf dan menyeleksi pasangan yang nantinya diberi bangunan cinta. Harus sabar menata hati yang bisa menggebu secara tiba-tiba akibat dari faktor luar masuk kepada diri. Persiapkan diri jadi sosok yang tangguh bisa memimpin diri sendiri dan mampu menjadi pemimpin harapan masyarakat.
Editor :Esti Maulenni