Media Berhasil Mengajak Generasi Mencintai Kehidupan Ala Korea

Di zaman ini banyak generasi meniru sebagaimana kehidupan orang korea. Bahkan tidak sedikit keberhasilan dicapai dengan menarik perhatian cukup melalui tayangan saja. Menggambarkan sosok yang keren untuk diikuti. Ketika ada remaja wanita berpakaian seksi, rambut diwarnai, dandanan artis, aksesoris lucu merupakan kecantikan yang sempurna katanya. Mengabdikan pakaian yang baru dibeli sekaligus dengan gaya model tiruan. Mengupload ke media sosial memberitahu bahwa ini adalah aku supaya dikasih jempol dan dipenuhi komentar para lelaki dengan sebutan verybeautiful.
Di pasar menawarkan produk alakorea berbagai macam. Dari pakaian,bando, tas dan aksesoris lainnya. Penggemar yang memiliki kekuatan cinta pada idolanya membeli apa-apa yang menggambarkan ala korea. Apalagi barang yang dipakai oleh idolanya tanpa pikir panjang mengempiskan dompet. Tidak sampai disitu pengorbanannya ada lagi yaitu berusaha menghafal bahasakorea, punya grup pecintanya, keseharian bahas korea, download drama, album lagu dan foto juga.
Artis wanita korea digambarkan tampak jelas biasanya berciri khas kulit putih, tinggi, rok pendek, kaos kaki panjang bernuansa romantis dengan pacar yang dibilang tampan. Semakin memperparah bawa perasaan menjadi-jadi. Ada yang menghayalkanya bahkan ketika tidur bisa terbawa mimpi. Bangun tidur masih kepikiran duper cantik dan tampan yang mengagumkan itu. Seolah-olah yang cantik adalah diri sedangkan tampan yaitu kekasih idaman.
Belum itu saja, waktu banyak dihabiskan di depan layar. Tidak peduli harga paket berapa GB yang sudah dihabiskan. Berjam-jam dan setiap hari mengakses video atau menyimpannya di berkas khusus. Kalau habis auto beli lagi pakai uang orang tua. Jarang sekali dari kantong sendiri karena kaum rebahan sambil dramaanjadi malas mau ngapa-ngapain.Batrai lemah dicas kembali dilanjutkan dengan tidur supaya nanti bangunnya bisa lanjutin drama yang masih ada beberapa efisode lagi. Kehidupan nyata tak seindah dengan kehidupan yang ada ditayangan. Mau bantu orang tua pun ada rasa berat dikarenakan mengganggu ditengah keasyikan dan penasaranadegan berikutnya.Kehidupannyajuga mau ngumpul dengan pencinta Korea supaya bicaranya saling nyambung.
Drama korea dibuat supaya penontonnya terbawa perasaan, ingin diberi perhatian, ingin dikasih sayang, diperjuangkan dan segala macam. Dikala sedih sampai bikin nangis. Kok bisa ya begituparahnya jadi gampang terlabui. Pengaruhnya yang besar atau diri seseorang itu yang membesar besarkannya. Adegan cium,peluk,tatapan mata itu jadi bahan untuk dipraktekkan. Syahwat bergejolak dan kepikiran terus mau mencoba itu bagaimana rasanya. Waktu pun banyak yang hilang gara-gara nonton dan kehidupan nyatanya tidak bisa jauh-jauh dari lawan jenis. Kebiasaan ini lama-lama semakin menurunkan kualitas peran generasi.
Bahaya sekali penjelasan singkat di atas, auratnya tidak diperhatikan,tabarujdipamerkan,suka belanja sesuai keinginan,pengenpacaran,dan romantis-romantisan. Padahal demikian melanggar hukum syarak dan haram.Dampaknya melebar luas dari satu ke satu hal yang lainnya. Merugikan diri dan merusak generasi bawah seperti adik-adik yang masih dibawah umur. Semakin tidak bisa diatur,tak mau dengerin orang tua,tak mau ikuti pengajaran guru, dan tak mau menerima penyampaian ustadz. Kepribadian jadi berubah secepat itu tak peduli lagi dengan kejadian yang dilingkungan. Yang penting nyantai, gaya-gayaan, dan pacaran.
Bagaimana pula dengan artis korea berjenis kelamin laki-laki dengan teriakan oppa. Mencuri pandangan dan merampas hati kaum hawa. Ingin bercumbu,berduaan,dan melupakan semua tugas pentingnya. Dengan tampilan berpakaian mahal dan jogetanyang memukau. Laki-laki yang sibuk kerja cari rezeki,biayai adik, untuk orangtua, menafkahi tidak harus didandanin dulu, bernyanyi dan joget-jogetkan. Nanti kalau dikampung ada yang kerja keras panas-panasandan kerja berat ,keringatan,bisa-bisa dipandang rendah. Beda lagi jika dikampung sendiri ada yang sipit dan agak putih langsung jadi sorotan bergelar orang Korea.
Bahayanya masih banyak lagi tidak bisa dijelaskan keseluruhan.Jika ini turun-temurun apa yang bisa diharapkan dari generasi semacam ini. Sudah semestinya generasi unggul kesibukannya belajar dan mengajarkan apa yang dipelajari. Individunya cerdas dan orang-orang yang disekitarnya juga memiliki pengetahuan. Sama-sama tidak bisa ditipu dengan hal yang tidak memiliki nilai manfaat. Remajanya harus diberi perhatian sama orang tua secara tegas. Membatasi tontonan nanti jadi tuntunan ala Korea.
Solusi untuk anak-anak kita khususnya membatasi penggunaan handphone,Tv dan sejenisnya. Dari awal memperkenalkan dengan ilmu-ilmu Islam seperti tayangan ustadz,buku-buku Islam,video Islam dan lainnya. Setelah itu keseharian disuruh pergi mengaji dengan guru yang memiliki pengaruh baik dan jelas ilmunya. Dirumah tak dibiarkan tapi juga melihat sikap dan apa yang dibicarakan. Bahasannya pengetahuan atau para artis. Orang tua berperan mendidik dengan maksimal didikannya tertata dari pembelajaran yang dipelajari dengan para guru khususnya ahli dibidang keluarga dan mendidik anak.
Oleh : Esti Maulenni
Editor :Esti Maulenni