Memberi Perhatian Pada Kebutuhan

Kebutuhan kita yang menanggung dan memikirkannya adalah kita sendiri. Selalu menjaga kesehatan melengkapi gizi keseharian. Terpenuhinya pikiran akan menjadi tenang sehingga aktivitas terasa jadi nyaman. Antar keluarga terjalin dengan baik karena kita tidak merepotkan satu sama lain dan tidak mengeluh dengan memberi kabar yang buruk sebagai beban. Pasti semuanya mau jadi mandiri yang tangguh seperti itu sebaiknya atur secara rapi bagaimana supaya kebutuhan tercukupi.
Kebutuhan jika tidak dipenuhi maka akan terasa ada yang kurang dan tertekan. Yang nantinya menghubungi orang lain memberi kerepotan mengurus kita. Terutama biasanya yang kita sampaikan adalah orang tua. Kini sudah semakin tua dan lemah bagaimana mungkin kita bermanja kepadanya. Harusnya di hari tua kita ikut serta melengkapi kebutuhan bukan memintanya untuk mencarikan uang.
Ketika kita menginginkan sesuatu yang mahal dan mewah supaya nikmati lebih terasa boleh saja sesekali. Mau setiap hari boleh kalau kita mampu dan ini termasuk kebutuhan yang seharusnya memang memperhatikan kualitas. Dampaknya hati akan menjadi senang dan kita kuat dalam menjalani hidup. Syukuri saja apa yang ada pada diri kita. Jika berlebihan semakin banyak pada umumnya manusia semakin terasa haus.
Gampang sekali untuk melupakan akhirat karena merasa kenikmatan yang seolah-olah bisa kekal. Godaan ada di mana-mana maka kita harus kuat membentengi diri tipuan hiasan dunia. Sebab jika kita tidak kuat maka kita akan rapuh dan menjadi hancur -sehancurnya. Terlalu bersemangat mengejar dunia tidak kenal waktu tanpa disadari sudah berusia tua.
Bukan berarti kita tidak boleh punya harta yang banyak bahkan dengan begitu kita bisa berbagi ke tetangga atau siapalah. Hidup terasa indah dengan kebersamaan. Kita tidak mesti memikirkan diri sendiri saja memberi bantuan dengan memudahkan orang lain kita ikut bahagia. Berilah manfaat dan sebarkan kebermanfaatan yang bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan.
Editor :Esti Maulenni