Kok Bisa Sampai Jagain Jodoh Orang

Menyedihkan sekali para pemuda sibuk menghabiskan waktu bersama lawan jenis alias pacar. Padahal sudah jelas bahwa pacaran itu hukumnya haram. Tetapi mereka biasa aja tidak merasa bersalah meskipun di depan publik dan yang melihat sama responnya. Cuma sedikit yang kepikiran untuk nahi mungkar, yang lain ke mana ya kira-kira? Ditambah lagi orang tua setuju anaknya berpacaran. Harusnya orang tua tidak memperlakukan seperti itu karena berbahaya nantinya mereka diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Jika setuju dengan kemaksiatan rasanya cukup aneh dan bikin kesal.
Pemuda pemudi sekarang hampir merata di mana-mana pernah pacaran. Tapi ada juga sih yang meninggalkan aktivitas pacaran. Kita doakan semoga istiqomah dan teman-teman kita yang lain juga demikian semangat untuk hijrah. Memang sih normalnya manusia ingin bersama pasangannya namun se normalnya pasti bisa mengatur naluri berkasih sayang. Tuntunan dalam islam sudah lengkap banget tinggal apakah mau memahaminya dan mengamalkannya. Hukum pacaran sudah tidak asing lagi menyedihkan bukan masih juga berani untuk berduaan.
Saat ini pernikahan banyak terjadi dimana-mana dan banyak memberi informasi dalam pernikahan itu ada yang ditinggalkan alias mantan pacar. Bertahun-tahun pacaran jadi undangan tamu yang kemarin heboh nya selalu berdua sekarang saling meneteskan air mata. Ada yang sampai pingsan mungkin terlalu berat menerima kenyataan. Ada lagi nih sampai menghilangkan akal alias gila padahal fisik sempurna dan memiliki potensi yang besar. Akibat dari yang dulunya bertahun-tahun pacaran kemudian ditinggalkan jadi sakit hati.
Meskipun tidak semua ada juga pacaran bertahun-tahun berwujud dengan pernikahan. Membangun rumah tangga kenapa harus dengan pacaran dulu kan bisa tanpa aktivitas pacaran buktinya banyak banget. Katanya sih mau mengenal pasangan dulu mengetahui cocok atau ketidak cocokkan dengan ber gonta-ganti pasangan dengan ajak jalan dan lainnya. Mengenal kepribadian tidak harus begitu juga sih, kebaikan untuk diri dan siapapun itu sudah ada petunjuk yang mana baik dan mana pula buruk.
Yuk sama-samalah kita jangan memelihara pemahaman yang jelas-jelas sudah rusak dan memberi contoh yang tidak baik bagi generasi di bawah kita. Fokus melakukan perbaikan dalam diri kalau sudah siap tinggal actionnya aja lagi. Coba aja diri untuk berubah dan mau melakukan perubahan yang tidak hanya sebatas diri saja. Susah banget mau taat jika sudah berusaha namun berada di lingkungan yang jelek cepat atau lambat akan terpengaruh dan berubah secara perlahan. Mulai sekarang pintar-pintar membagi waktu dalam penggunaannya.
Editor :Esti Maulenni