Suka Dijahilin oleh Teman Jadi Tidak Percaya Diri

Maraknya pembullyan dikarenakan ada kekurangan ataupun kelemahan jadi bahan bicara untuk tertawa secara bersama beralasan karena bercanda. Meskipun sebenarnya ada yang membenarkan hanya saja senang dalam kasus pembullyan. Orang yang dibully tentu saja tidak terima dan dianggap tidak bisa diajak bercanda. Seolah-olah tidak ada yang mengerti keadaannya dan terkenal dengan pembicaraan yang tidak disukainya. Penyebaran informasi secara luas juga bertambah anggota ikut mencari bahan tertawa.
Setiap orang itu berbeda-beda jadi tidak bisa berpikir bahwa candaan itu harus diterima dengan lapang dada. Karena ada perasaan yang bener-bener terluka sehingga merasa dirinya rendah di hadapan orang lain. Sepele bagaimanapun bentuknya sekecil apapun tetap saja pembullyan itu tidak dibenarkan. Kesalahan tidak layak untuk dibahas secara terus-menerus sampai yang berbuat salah itu semakin dipermalukan. Bisa jadi kesalahan itu karena tidak paham bukan karena sengaja berbuat demikian.
Tampilan yang paling cepet untuk diberi komentar adalah fisik, kecerdasan, pasangan dan pekerjaan. Semua orang pasti ingin memiliki tampilan yang cantik dan karir yang bagus. Namun bagaimanapun keadaannya kita perlu bersyukur dan tidak harus mendengar komentar negatif. Bisa jadi komentar itu jadi dimasukkan untuk bersifat membangun diri menjadi lebih berenergi dalam kebaikan. Kita tidak mampu menutup mulut atau menjaga mulut seseorang melainkan kita punya kekuatan untuk mengendalikan diri.
Sebagian besar akibat dari pembullyan ada mengalami depresi bahkan sampai gila dan ingin bunuh diri. Merasa dirinya serba kekurangan yang lebih rendah dibandingkan yang lain. Sehingga untuk memajukan diri sangat kesulitan dan menganggap dirinya tidak mungkin bisa melakukannya. Mengakibatkan lebih senang menyendiri di tempat yang sepi menjauhkan diri dari keramaian. Takutnya ketemu di sana nanti dibully lagi.
Berbahaya jika mental seseorang yang mudah rapuh dan tidak kuat sebagaimana mestinya. Kehidupan sehari-harinya penuh dengan kebimbangan dan jarang bisa berkonsentrasi tentang masa depannya. Kepikiran dengan perkataan orang yang bisa sampai overthinking. Menjadikannya sulit tidur, gagal konsentrasi, penakut dan hal yang lainnya. Bisa jadi di suatu saat akan ada perubahan yang lebih baik. Namun kebanyakan terpuruk dan sulit bangkit dari kejatuhan yang menimpa malah membuat keadaan semakin buruk dari hari ke hari.
Editor :Esti Maulenni