Besarnya Perhatian Umar

Kisah Umar bin AbduL Aziz yang menjabat sebagai Amirul mukmini mendengar bahwa anaknya membeli cincin dengan ribuan dirham. Beliau mengirim surat kepada anaknya dengan menunjukkan rasa tidak suka atas sikapnya itu.
Bukan berarti Islam melarang melakukan pembelian cincin hanya saja kondisinya lebih mengutamakan rakyat. Umar memerintahkan kepada anaknya untuk menjual cincin itu lebih baik memberi makan ribuan yang kelaparan kemudian membeli cincin dengan satu dirham saja.
Meskipun sedang berkuasa namun memikirkan rakyat di atas dari diri dan keluarganya. Hidup beliau sederhana jauh dari kata mewah. Bagaimana mungkin bisa tenang sedangkan rakyat dalam penderitaan.
Ini membuktikan bahwa besarnya cinta Umar bin Abdul Aziz kepada rakyatnya. Kesungguhannya dalam meriayah tidak semata-mata ingin dipuji. Hanya mengharapkan keridhaan dan keselamatan atas dunia akhirat. Bahkan meninggalnya beliau hanya meninggalkan 10 Dinar saja.
Adanya kedudukan bukan berarti sebagai jalan menambah kekayaan dengan drastis dan cepat. Melainkan berpeluang mengurusi rakyat supaya terjamin kesejahteraannya. Kesungguhan Umar bisa dijadikan contoh bahwa kedudukan tidak sekedar gagah-gagahan untuk diberi penilaian manusia. Pemimpin dan rakyat itu sama bedanya hanya ketakwaan.
Kepemimpinan adalah sebuah amanah yang berat sehingga wajar dulu tidak berkeras menjadi pemimpin. Kalau sekarang berebut kursi mati-matian meskipun kadang menggunakan jalan pintas membuat kebohongan.
Minta bantuan sana sini supaya dipilih dan siap mengeluarkan dana berapa pun. Ketika menjabat bisa mengembalikan dana yang hilang dan jika tidak menjabat maka apa boleh buat.
Dalam pemilihan Islam mempraktekkan dangan cara bait dan mencari pemimpin paling lama 3 hari. Berbeda sekali dengan sekarang butuh dana besar dan mencari berbagai sudut minta bantuan untuk memilihnya.
Sebelum terpilih menebar janji manis dan menunjukkan sikap yang sangat ramah pada semua kalangan. Seolah-olah butuh suara ketika tak diperlukan tak ambil pusing. Meskipun tidak semua seperti itu namun seperti Umar bin Abdul Aziz bisakah kita temukan?
Status yang tinggi merupakan prestasi yang bisa dibanggakan. Dimana hari ini penghormatan memandang kedudukan,jabatan dan kekayaan. Sebagaimana dipahami orang saat ini semakin terkenal dan dikenal maka layak diistimewakan.
Apalah arti kekuasaan yang sebentar yang akan ada akhirnya. Selagi berkuasa pergunakan dengan sebaik-baiknya. Tidak bisa kabur dari pertanggungjawaban dalam mengurusi khalayak ramai akan ditanya kepemimpinan selama didunia.
Editor :Esti Maulenni