Wahai Umat Islam , Bersatulah Jangan Bercerai-Berai
foto ilustrasi puzle mengambarkan persatuan
Mencermati fenomena hari ini, banyak umat Islam yang adu urat syaraf hanya agar pendapatnya dianggap paling benar di antara umat Islam yang lain bahkan untuk perkara sepele pun bisa berujung pada kematian.
Padahal nyawa seorang muslim itu lebih berharga daripada dunia dan seisinya. Lebih miris lagi seorang yang menjelekkan saudara seaqidahnya sendiri demi membela orang kafir yang menjajah negeri-negeri kaum muslim.
Memang, Islam tidak pernah mengajarkan untuk memusuhi umat lain selama umat lain itu tidak mengganggu dan mengusik aqidah dan kedaulatan umat Islam tapi ketika mereka melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap umat Islam, agama Islam mewajibkan untuk membela harga diri kaum muslim.
Bukan malah mencari muka dan melakukan toleransi yang berlebihan sehingga keluar dari batas-batas syariat.
Cukup saling menghormati sebatas yang telah di syariatkan sebagaimana Rasulullah pun dulu bertetangga dengan kaum yahudi dan nasrani.
Tapi hari ini kita saksikan, ada segolongan umat Islam yang begitu berlebihan pembelaannya terhadap umat lain tapi sangat benci dengan umat Islam yang taat pada agamanya, hingga tega menyakiti perasaan saudara seaqidahnya sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang tak berdasar.
Hingga ada yang menyatakan agama Islam itu berasal dari arab dan tidak cocok dengan kultur Indonesia, bukankah Nabi Muhammad juga berasal dari Arab dan mereka mengimani bahwasanya beliau adalah utusan Allah.
Tapi anehnya mereka tidak mengatakan hal yang sama pada para pengusung ajaran yang berasal dari barat yang notabenenya bukan berasal dari Islam. Seperti demokrasi yang dibawa oleh montesquieu dan sistem kapitalis yang terapkan saat ini juga bukan berasal dari budaya lokal.
Lalu mengapa umat Islam bisa terpecah belah sedemikian rupa? Padahal Allah telah mengingatkan umat Islam agar tidak berceria-berai, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali 'Imran ayat 103 berikut ;
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)
Dalam ayat tersebut begitu jelas pada dasarnya umat Islam itu bersaudara bahkan ikatan aqidah lebih tinggi kedudukannya daripada ikatan darah.
Maka, jangan sampai umat Islam mau diadudomba oleh pihak luar sehingga terprovokasi untuk memusuhi saudara seaqidahnya.
Sejatinya karakter umat Islam adalah umat yang saling nasihat dan menasihati dan mencari rida Allah dalam setiap aktivitas kehidupannya. Sedangkan musuhnya umat Islam adalah sistem kehidupan yang membawa kepada kesengsaraan dan kenestapaan umat manusia.
Maka, sadarilah wahai umat Islam, kita telah dikepung oleh berbagai pemikiran yang bukan berasal dari Islam sehingga umat Islam jauh dari ajarannya sendiri bahkan hingga tak mengenal jati dirinya sendiri.
Umat Islam saat ini tidak berani untuk mengucapkan dengan lantang : "ANA MUSLIM" yang tercermin dalam kehidupannya sehari-hari yaitu terikat dengan aturan Islam. Bahkan ketika melihat kondisi hukum-hukum Islam tidak diterapkan mereka sama sekali tidak terpanggil untuk memperjuangkannya.
Malah sama-sama mengamini ketika ada seruan untuk memusuhi orang-orang yang berjuang menegakkan kalimat Allah. Sungguh miris keadaan kaum muslim saat ini.
Maka, jika umat Islam ingin kembali disegani oleh umat lain dan memiliki kemuliaan jalan satu-satunya adalah bersatu dalam naungan Islam dan tidak terpengaruh oleh para propagandis yang menginginkan umat Islam bercerai-berai. Wallahu'alam bishowab.
Editor :Esti Maulenni