Wadas Mempertahankan Tanah Surga

Dalam kepemimpinan Islam, pembangunan memiliki keberpihakan pada rakyat dengan mengayomi secara bijak meyakinkan tidak hanya dinikmati segelintir atau oligarki. Karena sebagaimana merujuk kepada sabda Rasulullah Saw:
Kaum muslim berserikat dan tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api ( HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Pengaturan kepemilikan dalam menguasai diatur oleh Islam supaya tidak saling mendzalimi dan mengambil bagian yang bukan miliknya adalah haram. Seperti kepemilikan umum berbeda dengan kepemilikan individu dan negara.
Kepemilikan umum yang dimaksud adalah dimiliki rakyat untuk dikelola dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat pengurusannya amanah tanpa campur tangan dari asing. Negara yang mandiri lebih mudah memberi kesejahteraan dibandingkan menjalin kerjasama bisnis.
Kemudian pemimpin hanyalah pelayan tugasnya melayani rakyat. Tidak akan terjadi kegaduhan penopang hidup masyarakat secara turun-temurun dengan kesan memaksa. Ketidakcocokan dalam berpendapat adalah wajar terjadi yang tidak wajar yang tidak sejalan bukanlah musuh pemerintah.
Lagi pula pembelian tanah digantikan dengan pembelian tanah ditempat lain ataupun tergantikan pekerjaan. Kelihatannya mudah namun belum tentu bisa diterima.
Sudah seharusnya kita menginginkan kepemimpinan Islam kembali yang telah lama hilang dulu pernah kekuasaan Islam kurang lebih 14 abad lamanya. Jika kita kaji ada perbedaan dalam mengurusi negara bukan sekedar mengubah dengan fitnahan kepentingan terselubung melainkan membandingkan yang mana perlu pembaharuan menjadi lebih baik untuk negara tercinta. Karena Islam cocok sebagai solusi dan bisa dibawa kemana saja idenya tidak tertandingi.
Read more info "Wadas Mempertahankan Tanah Surga" on the next page :
Editor :Esti Maulenni
Source : Projectmultatuli