Maraknya Aksi Kejahatan Yang Berujung Maut

foto Ilustrasi kejahatan di alan raya.
Bulan suci Ramadhan penuh berkah dan ampunan, di mana umat muslim seluruh dunia mengagungkannya. Semua bergembira dan bersuka cita menyambut datangnya bulan mulia ini. Suasana Ramadhan yang dirasakan bukan hanya individu semata, namun seluruh umat Islam. Untuk melaksanakan perintah Allah Swt, semua berlomba-lomba ingin meraih kemenangan di bulan suci ini. Dengan pahala yang berlipat ganda sebagaimana Allah janjikan, mengisi aktivitas dengan berbagai ibadah wajib maupun yang sunnah, dan amalan sholeh lainnya.
Namun sungguh miris jika bulan suci yang mulia ini dikotori dengan perbuatan yang sangat menyayat hati. Bagaimana tidak? akhir-akhir ini marak terjadi aksi kekerasan, baik itu berupa fisik maupun non-fisik. Seperti halnya, pemerkosaan, pembunuhan, tawuran, perampokan, dan juga pembegalan. Masyarakat selalu disuguhkan dengan pemberitaan-pemberitaan yang ditayangkan lewat layar TV, media sosial, maupun surat kabar, semua itu sungguh meresahkan.
Baru-baru ini masyarakat digegerkan dengan berita yang menjadi sorotan dan viral di media masa. Sudah jatuh tertimpa tangga, kata pepatah yang tepat untuk korban pembegalan di Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi tersangka setelah dirinya berusaha mempertahankan harta miliknya, dengan membela diri yang tengah menjadi sorotan Nasional. Murtede alias Amaq Sinta (34) korban begal yang menjadi tersangka, disebabkan telah menghilangkan nyawa dua orang pembegalan.
Kejadian yang bermula dialami oleh Amaq, saat akan mengantarkan makanan dan air hangat untuk keluarganya yang tengah menjaga ibunya, sedang sakit dirawat di rumah sakit Lombok Timur. Dalam perjalanan dihadang oleh empat orang begal, yang sudah mengikutinya semenjak dalam perjalanan. Merasa nyawa terancam, Amaq akhirnya melakukan perlawanan hingga menyebabkan dua pelaku tewas dan dua orang lagi berhasil melarikan diri.
Atas kasus itulah, kemudian Amaq diamankan polisi dan dimasukkan ke sel tahanan sebagai tersangka. Meskipun sudah dijelaskan permasalahannya, hingga terjadi pembunuhan demi membela diri karena merasa nyawanya terancam. Dan kemudian Amaq mendapatkan penangguhan penahanan, setelah banyaknya dukungan warga dan Kepala Desa setempat menjamin atas kasusnya. "Amaq Sinta dipulangkan pada hari Rabu dijemput pihak keluarganya dengan didampingi Kepala Desa Ganti selaku penjamin dari Amaq Sinta." Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono setelah ramai jadi perbincangan publik, Polda NTB mengambil alih kasus tersebut, pada Kamis (14/4/2022, Compas.com).
Inilah kehidupan dalam sistem demokrasi kapitalis. Mengambil keputusan berdasarkan hukum buatan manusia, yang mementingkan kepentingan individu semata tanpa memikirkan sebab akibatnya. Sistem sanksi yang tidak ada penyelesaian masalah, namun menambah sumber masalah. Seharusnya para penegak hukum dapat mencari solusi tuntas dan tepat dalam kasus ini, dengan dasar hukum yang menyeluruh.
Sangat berbeda dalam sistem Islam, yang memutuskan suatu perkara dengan keadilan tanpa pandang bulu. Dalam Islam, membela diri dan mempertahankan harta milik dari suatu kejahatan, seperti yang dilakukan Amaq Sinta bukanlah termasuk tindakan kriminal. Melainkan suatu aktivitas mulia membela diri dan mempertahankan harta dari suatu kejahatan. Sumber hukum yang datangnya dari Allah Swt, tepat bagi sanksi pelaku pembegalan.
Allah SWT berfirman: "Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di bumi, hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar."(TQS.Al-Maidah 5:33).
Dalam hal ini semakin jelas, bahwasanya hanya dengan sumber hukum yang datangnya dari Sang Maha pembuat hukum, yaitu Allah Swt yang mampu menuntaskan segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Saat ini hukum yang berlaku adalah buatan manusia, yang kapan saja dapat berubah sesuai keadaan zaman. Agama dipisahkan dari kehidupan, yang dapat merusak umat dalam proses berpikir.
Semua solusi dalam menuntaskan problematika yang ada, hanya dengan kembali kepada syari'at Islam yang hakiki. Semoga akan ada jalan menuju perubahan dalam menegakkan seluruh aturan Allah Swt, untuk meneruskan kehidupan Islam.
Wallahu a'lam
Editor :Esti Maulenni