Islamofobia Melanda India, Membuat Geram Sedunia

Islamofobia Melanda India, Membuat Saat ini umat Islam lagi-lagi dibuat geram dengan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw, yang jelas-jelas merupakan panutan bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Sebagai umat Islam, harus berdiam diri ataukah marah? Berulangkali agama Islam dilecehkan, dan terus menerus terjadi tanpa adanya solusi tuntas dalam menangani segala permasalahan terkait dengan penghinaan ini.
Seharusnya peran penting negara sebagai junnah mampu menuntaskan segala problematika yang dihadapi masyarakat, terutama bagaimana cara menerapkan aturan yang paripurna dalam setiap aspek kehidupan.
Seperti yang terjadi di India, kaum muslim mengalami diskriminasi sehingga memicu bentrokan yang menimbulkan kericuhan hingga mengakibatkan dua pemuda syahid dan puluhan orang luka-luka. Bermula dari penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw oleh petinggi partai BJP, hingga menimbulkan kemarahan yang mendalam bagi umat muslim sedunia.
Yang dilakukan oleh umat muslim itu merupakan bentuk perlawanan terhadap kesewenang-wenangan partai penguasa terhadap Islam. Seperti yang kita ketahui, bahwasanya di negera India itu mayoritas beragama Hindu, mereka menganggap Islam agama yang membahayakan. Sudah pasti kaum muslim di India yang minoritas selalu tertindas dan perlu adanya pembelaan. Namun sungguh disayangkan, upaya yang dilakukan oleh berbagai negara hanya mampu memboikot dan cukup dengan kecaman saja.
Islamofobia di India ramai diperbincangkan saat ini. Berbagai negara yang mayoritas muslim memberi kecaman dan menyerukan boikot terhadap produk negara tersebut.
Pernyataan petinggi partai penguasa, Bharatya Janata Party (BJP) membuat kontroversi. Salah satunya adalah Nupur Sharma, yang kini diskors dari jabatan sebagai juru bicara partai.
Dalam sebuah debat di media Times Now, Sharma disebut mengolok-olok Al-Qur'an, Ia menyamakannya dengan "bumi itu datar". Dan juga menghina tokoh penting umat muslim, Nabi Muhammad Saw karena menikah dengan Aisyah, saat masih muda belia.
Dalam pernyataan di Twitter, ia memberi pembelaan mengapa melakukan itu. Menurutnya, itu adalah komentar pembelaan atas "penghinaan yang dibuat terhadap dewa Hindu Siwa".
"Saya tidak bisa mentolerir penghinaan dan rasa tidak hormat yang terus menerus terhadap Mahadev dan saya mengatakan beberapa hal untuk menanggapinya," tambahnya dikutip Kamis (9/6/2022).
Namun Kementerian Luar Negeri India mengatakan tweet dan komentar ofensif dari para juru bicara BJP sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah. Kontroversi tersebut juga telah menjadi tantangan diplomatik bagi Perdana Menteri Narenda Modi yang dalam beberapa tahun terakhir sedang memperkuat hubungannya dengan negara-negara Islam yang kaya energi. (CNBC Indonesia.com)
Sebagaimana Allah telah menjelaskan bahwa, kebencian non-muslim terhadap Islam di dalam hati jauh lebih baik daripada yang diperlihatkan. Artinya, mereka akan terus memperhatikan ketidaksukaannya terhadap ajaran Islam dan pemeluknya, bahkan sampai melakukan genosida kepada kaum muslim.
Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an, "Orang kafir dari kalangan ahli kitab serta orang-orang musrik itu tidak senang apabila kalian mendapatkan kebaikan dari Tuhan kalian, dan Allah mengkhususkan rahmat-Nya bagi siapa yang di kehendaki dan Allah memiliki keutamaan yang agung." (QS.Al-Baqarah,2:105).
Semua ini dapat disimpulkan bahwa, hanya dengan kepemimpinan yang satu untuk menyatukan negeri-negeri muslim dibawah satu komando. Untuk menghentikan Islamofobia terhadap agama Islam, sehingga tidak mudah adanya penghinaan berulang terjadi yang menyebabkan agama terus dilecehkan. Hal ini dapat terwujud dengan menerapkan sistem Islam kaffah.
Wallahu a'lam
Editor :Esti Maulenni