Islam Solusi Tepat Agar Gizi Rakyat Meningkat

SIGAPNEWS.CO.ID - Tumbuh kembang manusia di awal kehidupannya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting adalah asupan gizi seimbang saat masih di dalam kandungan seorang ibu. Namun, sangat disayangkan persoalan pemenuhan gizi ini masih menjadi persoalan di negeri bahkan dunia.

Dampak utamanya yakni tingginya angka stunting yaitu kekurangan gizi pada bayi di seribu hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan tidak maksimalnya perkembangan otak dan tubuh.

Dikutip dari Republika – Kementerian Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya pemenuhan gizi keluarga guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditunjang dengan pemenuhan gizi seimbang dengan nutrisi yang optimal.

Meskipun pemerintah targetkan penurunan, hingga saat ini angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi. Kejadian ini masih menjadi masalah besar dalam rencana pembangunan sumber daya manusia di masa depan. Stunting terjadi karena rendahnya daya beli makanan dengan kandungan gizi yang cukup. Rendahnya daya beli berarti ketidakmampuan rakyat untuk membeli, semua itu tentu berkaitan erat dengan kemiskinan.

Di Indonesia angka stunting cukup tinggi dibandingkan negara lain bahkan walau hanya dalam lingkup Asia, itu semua karena angka kemiskinan di negeri ini masih besar. Indonesia memiliki tingkat kelaparan yang serius karena saat ini negara tidak memiliki mekanisme untuk mengalirkan harta dari orang kaya kepada orang miskin.

Sebab, sistem ekonomi kapitalisme ini membiarkan kebebasan aktivitas ekonomi, akibatnya yang memiliki modal besar akan semakin kaya, yang miskin akan semakin miskin. Harta total 4 orang terkaya di Indonesia USD 24 milliar atau 320 triliun atau setara 40% harta orang miskin di Indonesia. Menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan.

Sistem ini memberikan kebebasan pada swasta atau korporasi, sementara negara hanya bertindak sebagai regulator. Sistem ekonomi kapitalisme juga salah kaprah memandang distribusi kebutuhan pokok rakyat. Sistem ini memandang pasukan distribusi pokok rakyat adalah tanggung jawab rakyat. Negara gagal melakukan distribusi pangan kepada rakyatnya. Sungguh pemenuhan gizi di tengah badai kemiskinan hanyalah ilusi.

Kondisi ini berbeda dengan aturan Islam. Negara menjamin kebutuhan pokok tanpa terkecuali, memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan. Negara wajib menyediakan segala fasilitas, menyediakan lapangan pekerjaan untuk para kepala keluarga mencari nafkah. Jika kebutuhan primer terpenuhi gizi anak tentu akan tercukupi.

Sistem Islam mewajibkan negara menjamin kebutuhan pokok setiap keluarga, dan juga kebutuhan pokok setiap individu. Islam memiliki mekanisme agar harta orang kaya mengalir ke orang miskin dengan skema infak, zakat, dan sedekah dengan harapan orang-orang miskin dapat membeli makan bergizi yang cukup.

Sungguh hanya aturan Islamlah yang apabila ditegakan rakyat akan terjamin segala kebutuhan hidupnya. Penguasa bertanggung jawab atas segala distribusi keperluan rakyat sehingga tidak akan ada lagi yang kelaparan. Lapangan pekerjaan akan disediakan sehingga kepala keluarga dapat memberli kebutuhan pokok.

Pemenuhan gizi rakyat akan seimbang sehingga angka stunting dapat ditekan. Dengan terpenuhinya gizi rakyat, tumbuh kembang dan kesehatan akan optimal dalam merencakan peradaban yang mumpuni.

Wallahualam bissawab.