Pemuda, Terjebak Janji Manis Paylater

SIGAPNEWS.CO.ID - Dunia kini berkembang dan maju, seiring juga dengan perubahan yang begitu dinamis pada sisi teknologi serta dunia digital. Manusia kini dimudahkan dalam hal melakukan transaksi jual beli. Dengan bermodalkan benda segi empat alias handphone dan kuota, kita dapat membeli suatu produk tanpa ada hambatan karena perbedaan wilayah. Apalagi sekarang muncul program baru dari marketplace, yaitu Paylater. Konsumen dapat membeli barang dengan pembayaran bisa dikemudian hari atau sesuai dengan ketentuan yang ada. Ini makin memanjakan para konsumen yang tak memiliki dana saat ingin membeli barang tertentu.
Paylater ini mirip dengan sistem kerja di kartu kredit. Konsumen dapat membeli barang dan membayarkan kemudian hari atau sesuai dengan kesepakatan yang ada. Konsumen harus membayar utang barang yang dibeli ditambah dengan bunganya. Apabila terjadi keterlambatan dalam pembayaran, maka ada tambahan denda yang harus dibayarkan. Jika tidak membayar dalam kurung waktu yang disepakati maka akun konsumen akan diblokir plus bisa diancam oleh debt collector. (republika.co.id, 15/11/2022)
Miris dan sedih melihat kondisi ini. Di satu sisi kemajuan teknologi mempermudah segala aktivitas kita di dunia. Namun, di sisi lainnya kita tak sadar telah terjebak dalam kubangan yang telah diciptakan oleh sistem kapitalis saat ini. Yang selalu mencari celah dan jalan agar selalu mendapatkan manfaat sekaligus materi yang banyak. Sehingga segala macam cara dilakukan, seperti cara yang disuguhkan di atas. Sebagaimana data yang dikutip dari OJK, kasus-kasus pinjaman macet makin banyak. Terjadi pada usia di bawah 19 tahun. Mereka adalah anak-anak remaja yang belum mempunyai penghasilan. (BBC.com, 29/12/2022)
Generasi milenial serta gen z kini terpukau dengan gaya yang disuguhkan Paylater. Mereka dapat memenuhi keinginan tanpa harus menunggu punya uang terlebih dahulu. Inilah sisi jebakan sesungguhnya, mereka tanpa sadar telah dilenakan oleh suguhan sistem yang diterapkan saat ini. Namanya juga anak muda, jika diberikan berbagai kemudahan maka sudah barang tentu akan mereka gunakan dengan sebaik mungkin tanpa memikirkan efek yang akan ditimbulkannya. Tak lagi memperhatikan mana sisi kebutuhan dan keinginan. Semua akan selalu ingin dipenuhi dan direalisasikan sempurna.
Budaya konsumtif menjadi sesuatu yang selalu digaungkan pada sistem sekarang. Ditambah lagi dengan tuntutan gaya hidup trendy menjadi sesuatu yang selalu dilirik oleh milenial dan gen z. Tentulah mereka mau tak mau, akan melakukan apapun itu demi memenuhi tuntutan gaya hidup tadi. Jika mengikuti fashion terbaru maka dia dianggap seseorang yang modern dan gaul. Begitupun sebaliknya, jika tak mengikuti fashion maka dianggap sebagai orang kuno yang ketinggalan zaman.
Hal di atas selalu saja dilontarkan dan dijadikan sebagai sesuatu yang harus dilakukan. Itulah gaya hidup yang salah. Tak lupa budaya konsumtif terus dielu-elukan. Tentunya agar dagangan mereka terus laku dan banyak keuntungan yang diraih. Inilah misi utama dari sistem kapitalis saat ini. Semua akan disasar demi mewujudkan cita-cita utamanya, yaitu menumpuk materi dan materi.
Read more info "Pemuda, Terjebak Janji Manis Paylater" on the next page :
Editor :Esti Maulenni