Ngaji Itu Perintah Allah SWT, Kenapa Dikerdilkan?

SIGAPNEWS.CO.ID - "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Muslim)

Allah Swt. menciptakan manusia ke dunia tentu tidak sia-sia. Allah Swt. menciptakan surga dan neraka juga tidak sia-sia. Bagi siapa yang amalannya lebih baik dari amalan keburukan, balasannya adalah surga, tetapi jika amalan keburukan lebih besar daripada amalan kebaikan tentu balasannya adalah neraka. Maka dari itu, Allah Swt. selain menciptakan manusia, Dia juga menciptakan petunjuknya. Yaitu Al-Qur'an, Hadis, Ijma dan Qiyas.

Di dalam Al-Qur'an sendiri dijelaskan seandainya tinta yang ada di bumi ini disatukan, maka tidak akan cukup untuk menulis ilmu Allah Swt. (QS. Al-Kahfi [68]:109)

Selain itu, Rasulullah saw. menyampaikan dalam hadisnya bahwa ilmu manusia itu hanya sedikit. Jika tangan dimasukkan ke pantai kemudian tangan itu di angkat, maka tetesan itulah ilmunya manusia.

Dengan adanya dalil dan hadis tersebut, seharusnya manusia paham bahwa mencari ilmu Islam itu wajib. Sayangnya, sekularisme begitu kuat menggiring umat Islam jauh dari ajarannya. Banyak umat Islam ketika menerapkan Islam kafah justru mendapat nyinyiran seperti sok suci, sok ustazah, sok bau surga, dan sok-sok yang lain. 

Mirisnya lagi, baru-baru ini seorang pemimpin partai menyatakan kepada ibu-ibu yang saat ini mayoritas suka pengajian. "Ibu-ibu itu budayanya kok suka banget sama pengajian? Ini pengajian sampai kapan toh? Anaknya mau diapakan?" (Republika.co.id, 16/03/2023)

Bukan hal aneh jika saat ini para ibu suka pengajian. Sebab, melihat kondisi saat ini begitu miris. Betapa tidak, LGBT, tawuran, narkoba, kriminal, pergaulan bebas, hingga aborsi banyak terjadi di kalangan anak muda.

Menjadi seorang ibu yang paham agama adalah penting. Apalagi seorang ibu adalah madrasatul ula bagi anak-anaknya. Bukankah yang akan membentuk anak menjadi Majusi, Nasrani, ataupun Islam adalah orang tua? Dengan adanya permasalahan ini, tentu wajar jika seorang ibu mencari ilmu untuk membentengi anaknya agar terhindar dari kemaksiatan dan azab Allah Swt. di akhirat kelak.

Semua itu hanya ada dalam Islam. Sebab, Islam adalah agama yang sempurna mengatur bagaimana ibadah antara manusia dengan Tuhannya yaitu dengan melakukan ibadah ritual. Mengatur hubungan dengan dirinya sendiri, yaitu dengan berakhlakul karimah, makan, minum, dan menutup aurat. Juga mengatur bagaimana cara bermuamalah yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan pertahanan.

Dengan demikian untuk memahamkan Islam kafah tersebut perlu adanya pembinaan intensif yang harus didukung dan dilindungi oleh negara. Seperti, negara menyediakan perpustakaan islami, menyediakan tempat, dan para pengajarnya.

Hal ini semata-mata untuk menggapai rida Allah Swt. Di mana, Allah Swt. memerintahkan kepada manusia untuk menerapkan Islam secara kafah. Sebagaimana dijelaskan  dalam Al-Qur'an yaitu: 

"Masuklah kamu ke dalam Islam secara kafah." (QS. Al-Baqarah [2] : 208)

Untuk itu harus ada peran negara. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw.

"Imam atau penguasa laksana penggembala bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban." (HR. Imam Bukhari dan Imam Ahmad)

Negara akan memfasilitasi, baik di masyarakat maupun di sekolah. Masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga digunakan untuk belajar mengajar ilmu-ilmu agama dengan menyediakan perpustakaan di dalamnya.

Hal ini tidak akan terjadi selama negara menerapkan sekularisme. Sebab, dalam negara tersebut aturan agama ditinggalkan untuk mencari kesenangan semata. Tidak peduli apakah perbuatan tersebut melanggar hukum syarak atau tidak, sebab agama hanya digunakan untuk ibadah ritual semata.

Waallhualam bisshawab

Rati Suharjo - Pegiat Literasi AMK