Kapitalisasi Budaya Asing, Jerat Euforia Generasi Negeri

Maka jika dia beristirahat dari hal ini, dia akan berbalik terhadap kesenangan akhirat yang dijanjikan Allah, berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.
Budaya yang datang dari luar tak sesuai dengan adat ketimuran, yang katanya sudah mentradisi di negeri ini. Lalu kenapa, tak ada satupun pihak yang mencoba menghalangi atau menolak konser girlband ini.
Jika dilihat para personilnya juga mengumbar aurat, kostum minimalis melekat pada diri. Benarkah ini sosok idola generasi hari ini?
Bisa dibayangkan, masa depan generasi yang lahir dari ibu muda hari ini akan melahirkan pemimpin yang tidak kokoh pendiriannya.
Miris, jika hal ini benar terjadi. Hilangnya tanggung jawab dan fitrah ibu dalam membentuk karakter buah hati akan niscaya terjadi. Para ibu pembebek budaya asing akan sibuk mencari kesenangan dunia semata.
Budaya luar atau bahkan barat bukanlah budaya yang tepat untuk dijadikan percontohan. Sang pengusung kapitalis sekularis, telah menjajah kita dengan pemikiran - pemikiran yang mereka bawa ke negeri-negeri kaum muslim terutama generasi mudanya, dan itu berhasil.
Seperti yang kita rasakan saat ini, problem tentang generasi menjadi problem dan ketakutan akan krisis pemimpin suatu negeri. Bahkan, diakui atau tidak di negara pengusung ide ini juga mengalami krisis generasi. Lalu, kenapa kita masih terjerat dan gagal move on?
Harus disadari, jika ini terus dibiarkan. Maka generasi negeri ini akan disibukkan pada hal - hal sepele tanpa arah dan tujuan. Sudah saatnya negara sebagai pelindung rakyat, memberikan perhatian khusus bagi para generasi.
Islam Memandang, Negara Harus Ambil Peran
Dalam pandangan Islam, Negara berada di garda terdepan saat memberikan perlindungan terkhusus bagi generasi. Hal yang tak bermanfaat dan berfaedah harusnya bisa diatasi.
Memberikan bimbingan, perhatian dan mencarikan solusi terhadap apa yang dibutuhkan generasi saat ini. Dan juga turut aktif memberikan sarana dan prasarana agar generasi taat dan produktif. Menyibukkan mereka pada hal yang positif, bermanfaat dan membawa kemaslahatan baik bagi dirinya, masyarakat dan juga negerinya.
Namun, saat ini malah tidak adanya dukungan ketika generasi lebih mendekat kepada Yang Maha menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan. Serius mendalami agama, rajin ke pengajian justru ditakuti dan di larang.
Adalah paradigma yang salah, ketika negara beranggapan semakin serius mengenal ajaran agama di pengajian dapat menjadi radikal dan ancaman. Padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan kejahatan dalam menjalani kehidupan.
Read more info "Kapitalisasi Budaya Asing, Jerat Euforia Generasi Negeri" on the next page :
Editor :Esti Maulenni