Mampukah Pembangunan Infrastruktur Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Negeri?

Untuk merealisasikan pembangunan ini Indonesia menggandeng investor demi mendukung pembiayaan, baik investor dalam maupun luar negeri. Tata kelola infrastruktur yang mendasar pada peran korporasi, telah mengerdilkan peran negara. Sehingga pembangunan tersebut bukannya mengarah pada kepentingan rakyat, melainkan kepentingan para korporasi semata.
Kerusakan demi kerusakan ini sejatinya akibat kesalahan paradigma, yang berorientasi pada materi. Infrastruktur dipandang sebagai indikator kemajuan daerah bahkan negara, sebab secara fisik diklaim sebagai pertumbuhan ekonomi. Pada faktanya, berbagai sarana belum tentu membawa kesejahteraan bagi rakyat. Sebagai problematika yang ada saat ini yaitu, jalan-jalan macet yang menjadi momok, dan akan terus terjadi jika tanpa solusi tepat dalam menanganinya.
Semua kondisi ini dikembalikan pada satu sebab mendasar, yakni penerapan sistem kapitalisme yang menjadi tolak ukur segala aktivitas berdasarkan hitungan untung dan rugi. Selama sistem tersebut masih bercokol, tidak akan ada solusi tuntas bagi kesejahteraan rakyat.
Dalam Islam, infrastruktur dipandang sebagai salah satu pilar pembangunan peradaban. Penyediaan layanan kepada masyarakat, kegiatan ekonomi, dan upaya perwujudan kesejahteraan, sangat tergantung pada infrastruktur yang ada. Sebab dalam hal ini, negara berperan penting dan menjadikan tanggung jawab yang harus dilakukan secara independen, sehingga tidak tergantung pada asing.
Instrumen negara dalam pembangunan berbasis kemaslahatan rakyat. Pembangunan infrastruktur akan diserahkan pada ahlinya, dengan pembiayaan oleh negara. Semuanya harus memenuhi pandangan pada dunia secara keseluruhan. Negara akan memastikan pembangunan tepat guna, sesuai kebutuhan umat dan negara.
Penerapan sistem Islam telah memberikan contoh terbaik sepanjang sejarah. Selama 13 abad menorehkan kecemerlangan di semua bidang, termasuk Infrastruktur. Pada masa akhir kepemimpinan Utsmani, dunia Islam berupaya dipersatukan dengan jalur kereta api Hijaz. Diperintahkan oleh Sultan Abdul Hamid II pada 1900, jalur ini dibangun untuk memudahkan jemaah haji saat menuju Makkah. Karena sebelumnya mereka menggunakan unta selama perjalanan, hingga berminggu-minggu, bahkan sampai berbulan-bulan.
Inilah masa keemasan dalam Islam, infrastruktur maju pesat dan kokoh untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sistem Islam mampu menuntaskan segala permasalahan kehidupan manusia, dengan sempurna dan totalitas tanpa tambal sulam.
Wallahu a'lam bishawab
Read more info "Mampukah Pembangunan Infrastruktur Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Negeri?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni