Satukan Kaum Muslimin, Tunjukkan Kita Ibarat Satu Tubuh

SIGAPNEWS.CO.ID - Saudara muslim kita di Palestina mengalami penyerangan. Kaum muslim yang sedang menjalani ibadah di bulan Ramadan kembali diusik. Diberitakan oleh dunia.tempo.co (06/04/2023), bahwa kepolisian Israel menyerang jemaah yang berada di kompleks Masjid Al Aqsa. Dari penyerangan tersebut menyebabkan 12 warga Palestina terluka akibat peluru-peluru karet dan pemukulan.
Atas kejadian tersebut, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mendesak seluruh pihak untuk tidak melanjutkan kekerasan tersebut. Sementara itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdo?an, mengutuk keras kejadian yang di luar batas itu.
Tak hanya gedung putih dan Turki saja yang angkat bicara. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, terkejut melihat polisi Israel memukuli jemaah Masjid Al Aqsa.
Dalam pandangannya, hal tersebut sudah di luar batas.
Jika kita amati, kecaman mereka sejatinya tak memberikan pengaruh bagi kaum muslim Palestina. Dunia tahu bahwa serangan Israel atas kaum muslimin Palestina bukanlah kali pertama, ini adalah serangan kesekian kalinya. Seolah memang tradisi, setiap bulan Ramadan kaum muslim Palestina menjalani ibadah puasanya dibarengi rasa sakit dan teriakan akibat tindakan barbar Israel.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita memahami hadis Rosulullah saw. “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Muslim)
Sementara itu keberadaan pemimpin negeri-negeri muslim bersikap tidak tegas, kerjasama dengan Israel masih saja terjalin. Padahal nyata di depan mata, Israel telah melukai saudara muslim di sana. Dengan enteng mereka menganggap bahwa urusan Palestina adalah persoalan bangsa Palestina.
Sungguh, nasionalisme telah membuat negeri-negeri kaum muslimin menjadi tersekat-sekat dan kehilangan persatuan antarkaum Muslimin. Telah hilang rasa persaudaraan hanya karena perbedaan batas wilayah. Oleh karena itu, satu-satunya solusi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel adalah dengan mewujudkan persatuan kaum muslimin dibawah kepemimpinan islam yakni Khilafah.
Sistem kekhilafahan yang dipimpin oleh seorang khalifah akan mampu menjadi pelindung kaum muslimin. Jika kita cermati, sebenarnya jumlah kaum muslimin saat ini sangatlah banyak. Hanya saja, mereka justru seperti buih di lautan yang terombang-ambing oleh gelombang. Wajarlah jika penyerangan terhadap Palestina tak mampu dihilangkan dan terus berulang. Semuanya disebabkan karena tidak adanya khalifah yang menghimpun kekuatan mereka.
Dengan keberadaan khilafah Islam, kekuatan kaum muslimin akan dihimpun sedemikian rupa, semangat jihad yang digelorakan oleh khalifah akan membuat musuh-musuh Islam gemetar. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika menghadapi kaum Yahudi di Madinah. Adanya pelanggaran terhadap Piagam Madinah menjadikan Rasulullah bersikap tegas dengan mengusir mereka dari Madinah, juga ada yang diperangi.
Sungguh keberadaan kepemimpinan Islam akan menjadikan kaum muslimin memiliki perisai yang akan menjaga darah, tanah, dan kehormatan mereka.
Rasulullah saw. Bersabda;
“Sesungguhnya Imam adalah laksana perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya,” (HR Muslim).
Sebagai seorang yang cerdas hendaklah kita paham bahwa persoalan Palestina tak akan pernah selesai dengan diplomasi apalagi hanya sekadar kecaman. Hanya satu solusi atas permasalahan ini adalah dengan menghadirkan kembali Daulah Khilafah Islamiyyah sebagai perisai kaum Muslimin. Wallahu’alam Bishowab.
Adinda Khoirunnisa' - Aktivis Muslimah
Editor :Esti Maulenni