Lebaran Datang, Apakah Kemenangan Berhasil Kita Raih Sepenuhnya?

SIGAPNEWS.CO.ID - Hari raya telah tiba, lalu apakah unsur kemenangan itu sudah benar-benar mampu kita raih sepenuhnya? Karena jika fokus tujuan utama kita setiap bulan Ramadan adalah untuk meraih medali kemuliaan di atas panggung akhirat nanti, maka jangan sampai berbagai masalah duniawi yang kita hadapi menjadi penghalang semangat dan konsentrasi tujuan itu, sehingga kita jadi lemah untuk beribadah sungguh-sungguh.
Seperti masalah kasus PHK yang makin meningkat di negeri ini selama bulan Ramadan, membuat para penduduk jadi pengangguran dan kebingungan mencari sumber pendapatan baru yang sulit ditemukan. Sehingga konsentrasi ibadah jadi beralih pada pencarian nafkah.
Sebagaimana ungkapan Deputi bidang komunikasi BPJamsostek, Oni Marbun dalam kumparanbisnis.com yang menyatakan bahwa uang tunai yang diberikan pada tiap peserta, pengikut program JKP paling banyak hanya akan berlaku selama 6 bulan, setelah mengalami PHK diverifikasi oleh BPJamsostek dan memenuhi syarat sebagai penerima manfaat JKP.
Nah, jika bantuan itu hanya berlaku selama 6 bulan, sedangkan lapangan kerja justru sulit dibuka. Jelaslah akan muncul resiko peningkatan kasus kriminalitas dari para pengangguran, karena mereka jadi tidak bertakwa akibat masalah ekonominya. Lalu, bagaimana harusnya solusi dari negeri kita selaku pencipta lapangan kerja ?
Peran Negara
Suatu perusahaan yang terpaksa harus melakukan PHK pada para pekerjanya, biasanya dikarenakan akibat dampak buruk kondisi perekonomian dunia yang menyerang sektor perdagangan dan industri negaranya.
Adapun dalam suatu ulasan artikel bisnis OCBCNISP.com pada bulan Januari lalu telah disebutkan bahwa menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pada tahun 2023 ini akan terjadi resesi ekonomi akibat sebagian besar negara meningkatkan suku bunga secara bersamaan. Sehingga berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.
Lalu, jika sudah diketahui bahwa akar masalah ekonomi yang berimbas pada meledaknya kasus PHK adalah dari unsur suku bunga riba dalam sistem ekonomi kapitalisme yang sedang dijalankan di seluruh dunia. Maka Bukankah lebih baik negeri kita mengganti penerapannya dengan sistem ekonomi Islam yang akan menyelamatkan kehidupan rakyatnya.
Karena dalam sistem ekonomi Islam, suku bunga riba haram untuk dijalankan, sehingga perekonomian negara cenderung akan aman dari beban perhutangan dan sektor industri perdagangannya pun akan jadi tenang, tanpa perlu melakukan PHK pada para pekerjanya.
Selanjutnya, apabila masih ada pengangguran, negara pun tidak akan sulit menciptakan lapangan kerja, karena dalam sistem ekonomi Islam, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara merupakan modal industri perdagangan yang harus dikelola sendiri oleh negara dengan bantuan tenaga rakyatnya sebagai pekerja.
Nah, saat Akar masalah sudah diketahui dan solusinya juga sudah dikenali. Maka tunggu apa lagi, selain segera menerapkan sistem ekonomi Islam, agar perekonomian kita aman dan kita juga bisa beribadah tenang untuk meraih kemenangan di setiap bulan Ramadan?
Editor :Esti Maulenni