Fathu Makah Penaklukan Kota Mekah

SIGAPNEWS.CO.ID - Penaklukan/pengambilalihan kota Mekah dari kafir Quraisy ini, dilakukan oleh Rasulullah Saw, beserta kaum muslimin.Terjadi pada 22 Ramadan 8 Hijriah (Januari 630 M).
Disebabkan kaum kafir Quraisy melanggar perjanjian hudaibiyah. Salah satu butir perjanjian yang menyatakan bahwa “Antara kaum muslimin dengan kaum kafir Quraisy tidak saling menyerang selama 10 tahun.”
Berita pengkhianatan kafir Quraisy terhadap perjanjian hudaibiyah ini terdengar oleh Rasulullah SAW. Beliau sangat marah. Kemudian, Rasulullah Saw pun menyiapkan pasukannya untuk menyerang Mekah.
Kemudian, kaum muslimin berkumpul di Madinah, tetapi Rasulullah Saw, masih merahasiakan maksud dan tujuan beliau dari mereka, agar jangan sampai terdengar oleh kaum kafir Quraisy di Mekah. Lalu, pada tanggal 18 Ramadan 8 Hijriyah Rasulullah SAW. berangkat dengan 10.000 pasukannya.
Tanpa kesulitan Rasulullah dan pasukan Islam berhasil menguasai Mekkah. Para pemimpin kafir Quraisy pun tunduk dan pasrah mereka diberi kesempatan oleh Rasulullah untuk bertobat dan masuk Islam.
Itulah sejarah Islam diawal futuhat. Namun ada salah satu narasi yang bersumber dari Yahya Staquf bahwa, “Islam kita ini Islam nusantara, Islam kita ini Islam yang sejati bukan Islam abal-abal model Timur Tengah. Ini Islam sejati, Islam nusantara ini, serius! serius! … Kenapa Islam nusantara mampu menjadi Islam yang sejati? karena Islam hadir dan hidup di nusantara ini bukan sebagai penakluk. Lain dengan yang di Arab dan anak-anak peradabannya, semuanya Islam datang sebagai penakluk.. yaa kurang lebih sebagai penjajah.”
Begitulah narasi yang dibawakan oleh Yahya Staquf dalam sebuah potongan video yang sedang viral bebarapa tahun yang lalu bersamaan dengan viralnya video talkshow dirinya di wilayah pendudukan Israel.
Dalam narasinya tersebut, Yahya Staquf mengangkat “Islam Nusantara” dan merendahkan “Islam Arab”. Lebih memperihatinkan lagi adalah alasan bahwa itu disebabkan karena Islam Arab datang sebagai penakluk, yang itu ia samakan dengan penjajahan. Itu berarti secara tidak langsung menganggap Rasulullah saw beserta para Khulafa’ Rasyidun ra layaknya penjajah. Karena di tangan beliau-beliaulah Islam tersebar di jazirah Arab dan anak-anak peradabannya. wal ‘iyâdzu billâh.
Mari kita fokus pada isu penaklukan dalam Islam yang ia samakan dengan penjajahan. Benarkah demikian?
Subhanallah, ini sebuah penegasan bahwa kemenangan nggak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula karena kecerdasan dan strategi perang. Sebut saja Muhammad al-Fatih sangat memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan pertolongan Allah.
Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan, dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya. Konstantinopel dibebaskan kaum muslim melalui tangan al-Fatih!
Nah, begitulah seharusnya seorang pemuda itu impiannya menaklukan adidaya demi menyambut berita gembira dari Rasulullah SAW.
Remaja hari ini pikirannya cuman menaklukan hati gebetan, sudah dianggap sukses alias luarbiasa padahal itu sih cemen binti dosa banget. Kalo anak remaja hobinya tawuran, main keroyokan, hih itu mah nggak level. Contoh pemuda berani Muhammad Al Fatih, di usianya yang masih sangat muda, melatih diri dan pasukannya menjadi pasukan pilihan terbaik, bukan buat tawuran, tapi buat perang melawan musuh Romawi saat itu. Maka remaja hari ini nggak sebanding dengan Muhammad Al Fatih bikin karya sebuah alat perang yang super dahsyat kala itu. Kalo remaja masih doyan maksiat, itu bukan karakter remaja penakluk, seharusnya remaja penakluk hari-harinya dipenuhi ketaatan layaknya Muhammad Al Fatih.
Konstantinopel sudah takluk dengan semangat, kecerdasan, ketekunan, disiplin dan itu tidak akan terulang kembali karena posisi yang mulia dalam bisyarah rasulullah telah ditempati oleh Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan posisi kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Dan posisi itu nggak mungkin ditempati oleh generasi-generasi Dilan, melainkan posisi itu akan diambil oleh generasi selevel Muhammad Al Fatih.
Then, 1400 tahun yang lalu, Allah telah berfirman kepada kaum muslim, dengan suatu firman yang sangat istimewa, firman ini yang harus menjadi spirit buat kita menaklukkan kota selanjutnya, Roma. Allah SWT befirman:
“dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS al-Fath [48] : 21). Allahu Akbar!
Wallahu'alam bishshawwab
Devia Rahma - Pelajar dan Aktivis Dakwah
Editor :Esti Maulenni