Mudik Ke Kampung Akhirat

SIGAPNEWS.CO.ID - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan, jumlah pemudik sebanyak 123,8 juta orang pada Lebaran 2023. Jumlah itu mengalami kenaikan 14,2% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 85,5 juta orang
Kenaikan jumlah pemudik itu salah satunya karena penghapusan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seiring melandainya pandemi Covid-19. Di samping itu, perekonomian Indonesia dinilai semakin membaik.
Transportasi pilihan pemudik berdasarkan moda transportasinya, sebanyak 27,32 juta pemudik diproyeksikan menggunakan mobil pribadi pada Lebaran 2023. Jumlah tersebut setara dengan 22,07% dari total pemudik. Sebanyak 25,13 juta pemudik diperkirakan pergi ke kampung halamannya menggunakan sepeda motor.
Kemudian, pemudik yang akan memakai bus diproyeksikan sebanyak 22,77 juta orang. Ada pula 14,47 juta orang yang akan mudik menggunakan kereta api antarkota pada Lebaran 2023. Sementara, pemudik yang menyewa mobil sebanyak 9,53 juta orang.
Provinsi tujuan pemudik untuk tujuan utamanya, pemudik paling banyak pergi ke Jawa Tengah, yakni 32,75 juta orang. Sebanyak 24,6 juta orang bakal mudik ke Jawa Timur. Ada pula 20,72 juta pemudik yang pergi ke Jawa Barat. Sedangkan, pemudik yang menuju jabodetabek dan Yogyakarta masing-masing sebanyak 8,07 juta orang dan 5,9 juta orang.
Sekadar informasi, survei ini dilakukan secara daring (online), yang mulai dari perencanaan dan analisis hasil surveinya dilakukan bekerja sama dengan kalangan akademisi dan pakar transportasi.
Adapun pelaksanaan survei ini telah memperhatikan berbagai faktor antara lain: sosiologis, ekonomi, budaya, dan dinamika yang terjadi di masyarakat, serta perubahan kebijakan dan regulasi terkait dengan penanganan kondisi Covid-19 yang semakin membaik.
Salah satu momen yang ditunggu di bulan Ramadan bagi sebagian besar umat Islam adalah momen pulang kampung atau mudik. Meskipun kondisi wabah di negeri ini begitu mengkhawatirkan, tetapi tak menyurutkan tekad dan kerinduan untuk pulang kampung. Begitulah fitrah manusia, sejauh mana pun ia tinggal merantau di negeri orang, semewah dan sesulit apa pun kehidupan di sana, tetap kampungnyalah yang selalu dirindukan.
Mereka rela menghitung-hitung waktu keberangkatan dengan mengumpulkan segala yang dibutuhkan, baik bagi dirinya maupun bagi keluarga yang akan didatanginya. Seperti kendaraan apa yang akan disiapkan, aplikasi apa yang bisa menunjukkan jalan ke rumahnya dengan akurat, berapa uang yang akan dikeluarkan, makanan apa yang pantas dihantarkan, dan lain-lain. Semua persiapan terasa indah tanpa beban.
Begitu pun seharusnya kita menyikapi kehidupan ini, senantiasa menyiapkan segala bekal yang dibutuhkan dengan cermat, agar bisa pulang ke kampung akhirat dengan bahagia.
Cermat memilih aplikasi peta petunjuk kebenaran dalam kehidupan dan mampu menilai amalan apa yang bisa membuat Dzat yang akan kita temui rida, hingga kita layak mendapatkan kebahagiaan karena keikhlasan amal di dunia sesuai syariat Pencipta. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda :
"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir". (HR. Bukhari)
Hadits tersebut mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan semua manusia pasti akan kembali saat menemukan waktu yang telah ditentukan-Nya, yaitu kematian.
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
(QS. al-Baqarah : 28)
Maka, seharusnya seorang yang beriman akan memilih Al-Qur'an dan Sunnah sebagai aplikasi penuntun jalan kehidupannya hingga ia bertemu dengan Tuhannya dan hanya dengan bekal amal salehlah yang bisa dibawa ke hadapan Sang Pemilik Jagat Raya. Karena itulah sebaik-baik bekal mudik ke kampung akhirat. Kampung abadi yang tak mungkin manusia bisa kembali ke kehidupannya sebagaimana mudik di dunia.
Wallahu a'lam bishshawab.
Asyifa Nur Fadilah - Aktivis Dakwah dan Pengajar
Editor :Esti Maulenni