Serupa Tapi Tak Sama

SIGAPNEWS.CO.ID - Ibarat pepatah suku Sunda. "Hana caraka data sawala." (Anakna cilaka bapakna ka babawa) itulah kira-kira gambaran dari kasus yang dialami aditya hasibuan yang nyaris serupa dengan kasusnya Mario Dandy. Lagi dan lagi sikap arogansi remaja masa kini berulah lagi dan masih dikalangan seorang anak pejabat. Kasus serupa tapi tak sama Kasus kali ini adalah penganiayaan terhadap seorang mahasiswa, yang dilakukan oleh remaja anak perwira tinggi POLRI, terjadi dan viral di medsos, membuat publik/netizen, geleng-geleng kepala, dan ramai berkomentar. "Kasus mario dandy jilid 2."
Astaghfirullah! Belum beres proses hukum kasus penganiayaan oleh anak pejabat MD, kita sudah disuguhi lagi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh seorang anak anggota kepolisian kepada seorang mahasiswa di Sumut. Si korban dipukuli habis-habisan, kepalanya dibenturkan ke aspal beberapa kali sungguh sangat sadis. Parahnya lagi, Bapak si tersangka malah nepuk-nepuk pundak anaknya seolah-olah bangga dengan perbuatan anaknya saat sedang menghajar korban dan mencegah seseorang yang akan meleraikannya. Memang buah tak jatuh jauh dari pohonnya ternyata terungkap rekam jejak bapaknya (AKBP Achiruddin Hasibuan) tahun 2017 pernah pukul tukang parkir di restoran (kompas.com 26/4).
Gencarnya kehidupan glamor dan arogan, yang dipertontonkan para pejabat, di televisi. Bikin ngiler, siapa saja yang melihat. Terkadang dibuai mimpi ingin bisa hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras hingga pekerjaan yang bisa menghalalkan segala cara. Padahal sikap itu akan melahirkan seseorang bermental illness, arogan, dan emosional. Bisa jadi tanpa disadari singgah di anak, istri atau keluarga tercinta. Terbukti, bukannya adu skill melainkan adu kekuatan mereka beranggapan bahwa dirinya kebal hukum karena memiliki privilege hak istimewa di negri ini.
Lantas jika ini ditanyakan apakah sikap arogan ini imbas dari asuhan sekuler kapitalis?
Secara real kita bisa melihat apa yang terjadi dalam setiap kasus penganiayaan, semua hanya gegara hal sepele. Itu menunjukan bahwa sikap arogan yang dimiliki seseorang itu lahir dari sistem sekularisme. Sebab penampakkan sikap arogansi, kesewenangan, kedzaliman. Mirisnya semua itu dijadikan tontonan dan akan menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama, amal dibalas amal serupa. Serupa tapi tak sama, kejahatan yang sama dengan pelaku yang tak sama.
Ya, itulah akibat dari sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan sehingga inilah imbasnya yang terjadi pada sebagian anak-anak remaja hari ini.
Akidah lepas, adab yang hilang. Ternyata sekulerisme ada di kedua sisinya baik sisi pergaulan, maupun sisi pengaruh asuhan orangtuanya. Buktinya bapaknya pernah tersandung kasus pemukulan juga.
Arus budaya Barat yang sekuler telah meracuni generasi masa depan. Padahal dengan diberinya kelebihan harta, kekuasaan, jabatan, seharusnya bisa untuk menjaga yang lemah. Namun jauh dari semua itu, generasi hari ini berperilaku buruk dan bermental rapuh. Apa yang diharapkan jika setiap hari keburukan mereka selalu dipertontonkan makin menambah kelam nasib generasi masa depan
Tanggung Jawab Negara
Sejatinya generasi muda memiliki peranan penting untuk menjadi pemimpin dan peradaban sebuah negeri. Disinilah menjadi tugas negara agar lahir generasi muda yang kuat. Kuat bukan berarti menang dalam berkelahi namun menang dalam menahan hawa nafsu. Mereka yang tangguh dan berakhlakul Karimah hanya ada didalam sistem Islam. Staqofah Islam yang akan membuat generasi muda menjadi paham akan pola sikap dan pola pikir mereka sehingga menjadi seseorang yang berkepribadian Islam yang kuat dan tangguh tentu dalam kolidor kebaikan.
Sudah saatnya kembalikan semua permasalahan ini kepada yang berhak mengatur seluruh kehidupan. Maka sudah seharusnya yang berhak menyelesaikannya adalah sistem Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Aturan yang diturunkan Allah Swt, Allah Yang Maha Pencipta, Maha kuasa atas segala sesuatu. Karena sesungguhnya aturan Allah Swt, tidak khusus untuk mengatur kehidupan orang-orang muslim saja. Akan tetapi untuk mengatur semua aspek kehidupan seluruh alam beserta seluruh isinya.
Dengan demikian jika syariat Allah diterapkan secara kaffah (keseluruhan) maka yakinlah akan menjadi Rahmatan lil alamin, Rahmat bagi seluruh alam . Keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat pasti Allah berikan kepada orang-orang yang bertakwa itulah janji Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Wallahu'alam bishshawab
Sri Lesmana - Komunitas Ibu Peduli Generasi
Editor :Esti Maulenni