Lampung Menyisakan Cerita

SIGAPNEWS.CO.ID - Warga net dibuat geram, setelah sebuah video beredar viral di media sosial. Ketika itu, Arinal Djunaidi Gubernur Lampung gelagapan kebingungan tidak bisa menjawab saat ditanya nama daerah saat presiden Jokowi datang berkunjung beserta rombongan berhenti di suatu jalan rusak Sabtu,06 Mei 2023 /13:30 WIB moots.suara.com.
Dalam video tersebut terlihat juga reaksi Paspampres yang tampak bingung melihat tingkah laku Arinal yang menghampiri warga dengan menanyakan, nama daerah, dan jarak tempuhnya. Setelah mendapatkan jawaban dari warga, Arinal kembali lagi menghampiri rombongan presiden Jokowi. Sontak saja Video Arinal kebingungan dengan nama daerah di Lampung membuat publik mencibirnya.
Melihat hal itu, kita sebagai rakyat harus sedih, atau malu. Namun yang pasti, inilah kesedihan yang dialami negeri ini. Sistem sekular-kapitalis bisa-bisanya menyisakan cerita. Ternyata ada seorang gubernur yang tidak tahu nama daerah yang dipimpinnya. Padahal, suatu wilayah/daerah akan maju, berkembang, dan sejahtera rakyatnya, ketika seorang pemimpin mengetahui benar siapa pemimpinnya dan aturan apa yang akan di gunakan untuk memimpin wilayahnya.
Maka seorang pemimpin seperti gubernur diberi kewenangan oleh pemerintahan untuk mengurusi wilayah atau daerah yang dipimpinya. Ini berarti ia harus mengetahui batas batas dan nama nama wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Mengenai apapun termasuk jalan, yang semestinya menjadi perhatian khusus.
Islam memberikan petunjuk seperti apa yang layak di jadikan seorang pemimpin. Maka Rasulullah Saw, menjelaskan bagaimana kriterianya seorang pemimpin. Pemimpin atau pejabat termasuk kepada daerah (Gubernur) harus di pilih berdasarkan kelayakan, kapasitas dan keamanahannya.
Sabda Rasulullah Saw. "Jika amanah telah disia-siakan, tunggulah saat-saat kehancuran." Seorang Arab Baduwi berkata. "Bagaimana amanah itu disia-siakan?" Rasulullah bersabda. "Jika urusan di serahkan kepada selain ahlinya, tunggulah saat-saat kehancuran." (HR Al-Bukhari dan Ahmad).
Rasulullah Saw, juga memperingatkan. Jika urusan itu dipercayakan kepada orang yang bukan ahlinya (tidak layak) maka akan terjadi kerusakan. Itu berarti menyia-nyiakan amanah. Jabatan hendaknya tidak diberikan kepada orang yang memintanya, berambisi apalagi terobsesi dengan jabatan itu. Abu Musa al-Asy’ari menuturkan, ketika ada orang meminta jabatan kepada Rasulullah Saw, beliau menolaknya dan beliau menunjuk orang lain, Beliau bersabda ketika itu.
“Demi Allah, kami tidak mengangkat atas tugas ini seorang pun yang memintanya dan tidak pula seorang pun yang berambisi terhadapnya.” (HR Muslim dan Ibnu Hibban).
Begitulah timbangan dalam pandangan syariat Islam, dalam mengangkat seorang pemimpin (Gubernur) akan diberikan kepada orang yang tepat sesuai kriteria yang telah ditentukan. Dengan begitu kepentingan dan kemaslahatan rakyat akan terpelihara, cita-cita menjadikan kehidupan masyarakat sejahtera dan kemakmuran akan terwujud, serta keberkahan Allah Swt dari langit dan bumi akan terlimpah ruah kepada penduduk negri. Semua itu akan terjadi, ketika negri ini menerapkan Islam secara kafah.
Wallahu'alam bishshawab
Sri Suyanti - Komunitas Ibu Peduli Generasi
Editor :Esti Maulenni