Fenomena Coldplay Di Tanah Air

SIGAPNEWS.CO.ID - Di kutip dari Liputan6.com, Jakarta - Tiket konser Coldplay sudah ludes terjual. Padahal, penjualan tiket tersebut dibagi menjadi dua yaitu khusus bagi nasabah Bank Central Asia (BCA) dan publik, semuanya pun ludes dalam waktu singkat. Hal itu pun menunjukkan, bahwa masyarakat begitu antusias untuk mengikuti konser band asal Inggris tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang menolak dan mengecam lantaran ada isu bahwa Coldplay mendukung kampanye LGBT, di mana hal semacam itu bertentangan dengan kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia. liputan6.com (25/5/2023).

Inilah masyarakat sekular, mereka begitu antusias ketika mencium aroma konser musik, grup band terfavorit, dengan rela mengocek berapapun harga tiket tak jadi soal. 

Di sistem kapitalis, apapun bisa dijadikan sumber pendapatan baik bagi lembaga maupun negara, tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Baik dan buruknya bagi warga negara. 

Bukan hanya konser musik saja. Namun pariwisata dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara, tanpa mengindahkan efek-efek negatif akibat konser dan pariwisata, misal rusaknya moral bangsa dan lainnya.

Kerugian puluhan tiket palsu yang dialami beberapa orang, tak sebanding dengan kerusakan yang akan menimpa berjuta moral anak bangsa baik tua maupun yang muda.

Nampak jelas grup band asal Inggris ini, banyak fakta dalam setiap konsernya, selalu diikuti kaum laknatulLah. Yaitu LGBT.  Padahal, bisa jadi konser dengan label pariwisata inilah sumber bencana.

Sebagaimana Allah berfirman. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).

Disebutkan oleh Imam Ahmad, dari Shafiyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan.

"Pernah terjadi gempa di kota Madinah, di zaman Umar bin Khatab. Maka Umar berceramah, “Wahai manusia, apa yang kalian lakukan? Betapa cepatnya maksiat yang kalian lakukan. Jika terjadi gempa bumi lagi, kalian tidak akan menemuiku lagi di Madinah."

Diceritakan oleh Ibn Abi Dunya dari Anas bin Malik, bahwa beliau bersama seorang lelaki lainnya pernah menemui Aisyah. Lelaki ini bertanya, “Wahai Ummul Mukminin, jelaskan kepada kami tentang fenomena gempa bumi!” Aisyah menjawab.

"Jika mereka sudah MEMBIARKAN  ZINA, MINUM KHAMAR , BERMAIN MUSIK, maka Allah yang ada di atas akan cemburu. Kemudian Allah perintahkan kepada bumi: 'Berguncanglah, jika mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat, berhentilah. Jika tidak, hancurkan mereka."

Zina, minum khamar, bermain musik, hal ini sudah merajalela di negri mayoritas muslim. Maka harus segera kita sadari dengan melibatkan Allah dalam setiap kebijakan yang akan diambil.  

Bersyukur Allah masih memberi peringatan di dunia, inilah tanda cintanya Allah, jika kita termasuk kaum mukminin. Lantas akankah konser musik  yang dilabeli pariwisata ini terus dipertahankan? Relakah kita terkatagori orang2 yang kafir yang menjadikan musibah ini hukuman,  adzab dan murka dari Allah.

Islam sebagai agama yang sempurna, menjadikan 12 jenis sumber pemasukan negara, yaitu 1) Anfal, Ghanimah, Fa’i, dan Khumus; (2) Al Kharaj; (3) Al Jizyah; (4) Macam-macam harta milik umum; (5) Pemilikan Negara berupa tanah, bangunan, sarana umum dan pemasukannya; (6) Al Usyur; (7) Harta tidak sah para penguasa dan pegawai, harta yang didapat secara tidak sah dan harta denda; (8) Khumus rikaz (barang temuan) dan tambang; (9) Harta yang tidak ada pewarisnya; (10) Harta orang yang murtad; (11) Zakat; (12) Pajak.

Bayangkan jika satu saja sumber pendapatan negara ini dikelola sebagaimana Allah perintahkan, tak perlu bangsa yang mayoritas penduduknya muslim ini mengandalkan konser musik dan sektor-sektor pariwisata, yang akan menimbulkan kemarahan Allah.

Bagaimana jika ke 12. Sumber pendapatan negara dalam Islam doptimalkan? Penasaran? Yuk, sudah saatnya kenali keislamanmu secara kafah dan mendalam mulai dari sekarang!

Ulpasari - Komunitas Ibu Peduli Generasi