Diantara Sebab Kekufuran

SIGAPNEWS.CO.ID - Mengutip dari sebuah buku, didalamnya terdapat statemen dari Prof Dr. Syaikh Wahbah Zuhailiy beliau berkata.
"Mengingkari salah satu hukum dari hukum-hukum syariat yang ditetapkan berdasarkan dalil qath'iy, atau menuduh kebengisan hukum syariat apapun itu, hudud misalnya, atau menyerukan ketidaklayakan hukum syariah atau untuk diterapkan, dianggap kekufuran dan murtad dari Islam. Adapun pengingkaran terhadap hukum yang ditetapkan dengan ijtihad yang dibangun di atas dugaan kuat (ghalabat al-dhann), adalah kemaksiatan, kefasikan, dan kezaliman." Prof Dr. Syaikh Wahbah Zuhailiy (al-Fiqih al-Islamiy wa Adillatuhu, juz 1/25).
Setelah membaca statemen itu, kita menjadi tahu bahwa Khilafah adalah bagian dari syariat Islam yang paling penting dan urgen. Pasalnya, eksistensi Khilafah merupakan penjamin penerapan syariat Islam secara kafah. Tanpa Khilafah, banyak hukum Islam terlantar, dan kaum muslim tidak memiliki perlindungan atas harta jiwa dan kehormatan mereka.
"Agama Islam adalah asas, sedangkan kekuasaan adalah penjaga, kekuasaan tanpa asas, akan binasa. Sedangkan agama tanpa penjaga akan lenyap." (Imam Al-Ghazali, Al-Iqtishaad fi al-I'tiqaad, juz 1/76)
Namun, ditengah maraknya kriminalisasi terhadap ajaran Islam ini, begitu masif kampanye anti khilafah Islam. Yang salah satunya Untuk membantah kebenaran, hadir dua buku berjudul "Islam Yes, Khilafah No!!" jilid satu dan jilid kedua karya Dr. Nadirsyah Hosen (Gus Nadir). www.istanareview.com (10/9/2020)
Pemahan ini harus diluruskan. Sejatinya bahwa kekhalifahan adalah bentuk pemerintahan Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah (atau khalifah), yang dianggap sebagai penerus Nabi Muhammad dan pemimpin komunitas Muslim (atau ummah). Kekhalifahan telah memainkan peran penting dalam sejarah Islam dan sering dikaitkan dengan kerajaan Islam awal, yang berkembang pesat pada abad ketujuh dan kedelapan.
Kekhalifahan didirikan setelah kematian Nabi Muhammad pada tahun 632 M, ketika dewan pemimpin Muslim (atau sahabat) memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama dua tahun, di mana ia mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menekan pemberontakan suku yang mengancam stabilitas negara Islam. Ia digantikan oleh Umar, yang memperluas kekaisaran hingga mencakup Mesir, Persia, dan sebagian Afrika Utara.
Para khalifah awal dikenal karena kesalehan dan dedikasinya terhadap Islam, dan pemerintahan mereka ditandai dengan keadilan dan kejujuran. Mereka mendirikan sistem hukum dan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, dan mereka mendorong keilmuan Islam dan penerjemahan karya ilmiah dari budaya lain.
Kekhalifahan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid pada abad kesembilan, ketika kerajaan Islam membentang dari Spanyol hingga India dan menjadi pusat pembelajaran dan kebudayaan. Selama masa ini, dunia Islam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap seni, arsitektur, sains, dan sastra, dan cendekiawan Islam memainkan peran kunci dalam melestarikan pengetahuan dunia kuno.
Namun, kekhalifahan mulai menurun pada abad kesepuluh, karena kekaisaran terpecah dan melemah oleh konflik internal dan tekanan eksternal dari invasi Mongol dan Tentara Salib. Para khalifah kehilangan kekuatan politik mereka, dan dunia Islam menjadi terfragmentasi menjadi negara dan kerajaan yang lebih kecil.
Saat ini, banyak umat Islam masih mendambakan gagasan kekhalifahan, yang mereka lihat sebagai simbol persatuan dan kekuatan Islam. Namun, ada perdebatan di antara para sarjana Islam tentang bentuk kekhalifahan modern apa yang harus diambil dan bagaimana itu harus didirikan. Beberapa berpendapat bahwa kekhalifahan harus didasarkan pada prinsip-prinsip asli kerajaan Islam awal, sementara yang lain percaya bahwa itu harus menjadi negara demokratis modern yang menghormati nilai-nilai Islam dan hak asasi manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, gagasan kekhalifahan telah dikaitkan dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS, yang menggunakannya sebagai seruan untuk tindakan kekerasan dan penindasan mereka. Namun, hal ini menyebabkan banyak cendekiawan dan pemimpin Muslim menolak gagasan kekhalifahan seperti yang sering digambarkan oleh kelompok ekstremis, dan menyerukan visi pemerintahan Islam yang lebih positif dan inklusif.
Wallahu'alam bishshawwab
Mutia Rahman - Pegiat Dakwah
Editor :Esti Maulenni