Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan Di Indonesia

Pemerintah juga harus optimal dalam mengambil sebuah kebijakan. Tidak hanya melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian, melainkan juga memotong panjangnya rantai distribusi. Karena semakin Panjang rantai distribusi yang ada maka akan semakin berpengaruh terhadap mahalnya harga pangan. Pemerintah juga harus mampu mengendalikan para oligarki yang bermain demi keuntungan pribadi dan wajib menghapus aktivitas penimbunan dan memberikan sanksi yang tegas sehingga mampu menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.
Aturan seperti ini tentu hanya dapat diberlakukan oleh pemegang kebijakan yang tidak dapat di beli denga uang dan tidak mementingkan kepentingan pribadinya semata. Mereka adalah orang-orang yang memahami amanahnya dan yakin jabatan di pundaknya kelak akan diminta pertanggungjawaban. Mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT, maka orang-orang yang seperti inilah yang akan memaksimalkan potensinya untuk mengurusi rakyatnya.
Islam memandang betapa pentingnya kualitas SDM. Alhasil, perlu upaya sungguh-sungguh untuk membentuk masyarakat yang memiliki kualitas terbaik. Tersebab pangan adalah salah satu unsur yang berperan dalam pembentukan SDM ini, maka sangat perlu untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dalam Islam, dengan sistem pemerintahan Islam yang terpusat pada akidah Islam akan melahirkan kebijakan yang sesuai dengan pandangan syariat Islam, bukan pada pandangan individu, apalagi oligarki. Sistem ekonomi Islam akan mengatur masalah produksi pangan (ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian), distribusi (kecurangan, praktik ritel, dll.), hingga konsumsi. Maka dengan demikian kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan menerapkan sistem islam.
Islam satu-satunya solusi
Islam memiliki aturan yang kompleks, termasuk di dalamnya mengurusi terkait ketahanan pangan. Setidaknya ada beberapa prinsip pokok ketahanan pangan yang pernah diterapkan di sepanjang kekhilafahan Islam yang tetap relevan.
Pertama yaitu optimalisasi produksi. yaitu mengoptimalkan seluruh potensi lahan untuk melakukan usaha pertanian berkelanjutan yang dapat menghasilkan bahan pangan pokok. Ada peran berbagai aplikasi sains dan teknologi, mulai dari mencari lahan optimal untuk benih tanaman tertentu, teknik irigasi, pemupukan, penanganan hama, hingga pemanenan dan pengolahan pascapanen.
Kedua, adaptasi gaya hidup, agar masyarakat tidak berlebih-lebihan dalam konsumsi pangan. Konsumsi berlebihan justru berpotensi merusak kesehatan (wabah obesitas) dan juga meningkatkan persoalan limbah.
Ketiga, negara akan membuat kebijakan industri berbasis industri berat. Politik industri mengarah pada kemandirian industri dengan membangun alat-alat produksi sehingga dapat menopang teknologi untuk pertanian secara mandiri.
Keempat, prediksi iklim, yaitu analisis kemungkinan terjadinya perubahan iklim dan cuaca ekstrem dengan mempelajari fenomena alam seperti curah hujan, kelembapan udara, penguapan air permukaan, serta intensitas sinar matahari yang diterima bumi.
Kelima, mitigasi bencana kerawanan pangan, yaitu antisipasi terhadap kemungkinan kondisi rawan pangan yang disebabkan oleh perubahan drastis kondisi alam dan lingkungan.
Keenam, negara mengatur distribusi pangan. Setidaknya ada dua cara, yaitu mekanisme harga dan nonharga. Mekanisme harga maksudnya adalah negara memastikan harga pangan di pasar stabil dan terjangkau.
Negara juga akan melakukan pengawasan pasar hingga tidak terjadi penimbunan barang, kartel, penipuan, dsb. Saat negara menemui ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, negara mengambil langkah intervensi pasar, seperti menyuplai barang yang langka. Khusus untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, negara akan mengeluarkan kebijakan nonharga. Negara akan memenuhi seluruh kebutuhan pokok selama mereka kesulitan bekerja, semisal karena sakit atau cacat. Seluruh kebijakan di atas perlu anggaran.
Anggaran dalam Islam berasal dari baitulmal yang telah diatur sesuai dengan syariat Islam. Semua hal ini hanya bisa direalisasikan dengan sistem islam dan bukan dengan sistem kapitalisme sebagaimana yang saat inisedang bercokol, oleh sebab itu kaum muslimin wajib kembali kepada sistem islam. (H.A)
Read more info "Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan Di Indonesia" on the next page :
Editor :Esti Maulenni