Program KKN Harusnya Jadikan Mahasiswa Sebagai Problem Solver Bukan Trouble Maker

Mencermati sejarah dan realitas KKN saat ini jelas merupakan hal yang harus kita benahi. Apalagi jika dikaitkan dengan visi besar kurikulum KKN agar mahasiswa mampu berintegrasi dengan masyarakat, terutama dalam keadaan terbatas.
Jelas bahwa KKN bukanlah waktu untuk bersantai apalagi liburan. Dapat dikatakan bahwa KKN merupakan masa bakti bagi mahasiswa sebagai insan intelektual yang tujuannya mengabdikan ilmunya untuk kemaslahatan masyarakat.
Namun jika melihat realita yang disuguhkan kepada masyarakat saat ini, KKN sebenarnya lebih erat kaitannya dengan masa-masa mahasiswa melepaskan diri dari rutinitas kampus. Beberapa mahasiswa memaknai KKN sebagai bentuk lain dari liburan. Akibatnya, kegiatan mereka selama KKN terdistorsi dari tujuan mulianya sebagai inti dari program KKN.
Padahal, kondisi ini tidak bisa kita pisahkan dari payung besar kurikulum perguruan tinggi yang bernaung di bawah sistem sekuler. Akibatnya, output KKN tidak jauh dari kegiatan rekreasi atau kesenangan.
Namun di sisi lain, mahasiswa KKN dihadapkan pada pragmatisme kurikulum KKN yang berujung pada perlambatan pemberdayaan mereka. Pada saat yang sama, mereka harus mendapatkan lebih banyak peran untuk menjadi pemecah masalah di masyarakat. Namun, beberapa mahasiswa KKN pada akhirnya tidak ambil pusing karena sifat kurikulum yang pragmatis.
Hadirnya kecerdasan masyarakat melalui KKN tidak membuat lelah permasalahan hidup yang sulit, namun memberikan harapan baru dalam kehidupan ini. Paradigma ideologis yang dapat memberikan harapan baru bagi kehidupan masyarakat adalah yang bersumber dari Islam.
Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11).
Juga dalam ayat, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS Al-Insyirah [94]: 5—8).
Paradigma Islam terus menyegarkan, bahkan menghidupkan, kehidupan umat di bidang Mata Kuliah KKN. Di balik itu, sistem pendidikan Islam harus mendukung pelaksanaan kurikulum KKN dan bekerja di bawah sistem pemerintahan Islam Khilafah.
Hanya sistem pendidikan Islam yang mampu melahirkan intelektual berkepribadian Islami dari peserta didik.
Dengan bantuan paradigma ideologi Islam, mereka dapat menawarkan berbagai solusi kehidupan. Perwujudan ilmu pengetahuan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas tanpa mengancamnya dengan arogansi. Kehadiran mahasiswa peserta KKN di bidang ini bukanlah problem maker (pembuat masalah), melainkan problem solver (Penyelesaian masalah).
Wallahu A'lam Bisshawab
Read more info "Program KKN Harusnya Jadikan Mahasiswa Sebagai Problem Solver Bukan Trouble Maker" on the next page :
Editor :Esti Maulenni