Menghentikan Tawuran Pelajar, Mampukah?

SIGAPNEWS.CO.ID - Keadaan pemuda saat ini berada pada kondisi yang memilukan. Tawuran antar pelajar kembali terulang. Diberitakan bahwa pada Senin (17/07/2023) sebanyak 69 pelajar diamankan di Polresta Tangerang karena berencana melakukan tawuran pada hari pertama masuk sekolah di kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten.
69 pelajar tersebut berasal dari dua sekolah yang berbeda, 34 pelajar berasal dari SMA Dwipama dan 35 pelajar lagi berasal dari SMA Al Badar. Yang cukup mengejutkan, puluhan pelajar tersebut dibawa oleh beberapa alumni sekolah mereka untuk melakukan konvoi di jalan raya mencari lawan dari sekolah lain untuk tawuran. Lagi-lagi sebagian dari puluhan pelajar yang ikut tawuran ini adalah anak yang baru saja masuk SMA (Beritasatu.com, 18/07/2023).
Adanya tawuran antar pelajar yang terjadi di awal masuknya tahun pembelajaran baru di berbagai daerah merupakan pukulan bagi dunia pendidikan. Mirisnya, hal seperti ini telah menjadi budaya yang diwariskan ke generasi berikutnya yang sulit untuk diputus rantainya. Nampak adanya lemahnya kepribadian anak dalam dunia pendidikan negeri ini yang berbasis sistem sekuler kapitalisme.
Tak bisa kita pungkiri bahwa pangkal dari aksi tawuran yang dilakukan pelajar adalah sekulerisme liberal yang menjunjung tinggi kebebasan, sehingga mereka bebas melakukan apapun. Anggapan mumpung masih muda membuat mereka hanyut dalam hura-hura. Sungguh sekulerisme telah menjadikan pemuda kehilangan visi akhiratnya. Sekulerisme membuat manusia lupa bahwa maut bisa datang kapan saja tanpa melihat tua atau muda. Standart perbuatan mereka jauh dari tuntunan agama.
Dunia pendidikan yang berbasis sistem kapitalisme tengah mengkomersilkan pendidikan sehingga abai terhadap pembinaan kepribadian pelajar. Pelajaran agama semakin minim dengan hanya sekedar pemberian teori semata sehingga tidak membekas dalam diri pelajar.
Konsep kesuksesan ditengah-tengah masyarakat yang jauh dari standar Islam semakin membuat karakter pemuda kian rancu. Sukses identik dengan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Sekolah seolah tak bermakna ketika didapati lulusannya hanya menambah jumlah pengangguran. Menjadi creator, pemain gim, selebgram, artis medsos dengan jutaan pendapatan semakin menghilangkan dorongan pemuda dalam menuntut ilmu.
Solusi dari permasalahan tawuran pelajar adalah meninggalkan sistem sekuler-kapitalisme yang menjadi biang permasalahan tersebut dengan sistem yang shohih yakni Islam. Dalam sistem islam, pendididikan memiliki kurikulum yang handal.
Islam tidak sekedar agama ritual, tetapi merupakan agama sempurna yang mengatur semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum yang dibangun berbasis akidah Islam. Keimanan dan ketakwaan ditanamkan sejak dini, dibangun kesadaran bahwasanya dirinya adalah hamba Allah yang terikat dengan syariat Islam. Dengan keimanan yang tertancap kuat akan mampu menjadikan pelajar mampu mengontrol emosi serta menahan diri dari berbuat kerusakan. Kepribadian taat pada diri pelajar, akan mampu mengukur segala perbuatannya apakah diridai Allah atau tidak.
Peran orangtua, masyarakat dan negara bersinergi dalam mencetak generasi unggul. Peran orangtua sebagai pihak yang paling dekat dan paling sering bertemu sangat penting dalam membentuk pribadi yang taat. Masyarakat yang peduli dan peran negara yang serius menjalankan syariat Islam akan memberikan keberkahan dalam kehidupan.
Penerapan sistem Islam telah terbukti mampu mencetak para pelajar menjadi generasi yang unggul, cerdas dan membanggakan. Dalam penerapan sistem Islam, sejarah telah mencatat bahwa prestasi dan karya pemuda Islam tak tertandingi oleh negara manapun hingga era sekarang ini. Seperti Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Mariam Al Asturlabi, Al Biruni dan masih banyak lagi pemuda dengan karya yang monumental dibidang sains-telnologi. Patutlah kiranya kita menyadari bahwa untuk bisa melahirkan para generasi unggul dibutuhkan sebuah sistem unggul yakni Sistem Islam. Wallahu'alam bi showab
Sri Wilujeng, S.Pd_Pemerhati Remaja
Editor :Esti Maulenni