Air Bersih Lebih Diprioritaskan
SIGAPNEWS.CO.ID - Kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) melalui direktorat jenderal (Ditjen) sumber daya air terus melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi terhadap dampak kekeringan pada musim kemarau 2023, berdasarkan prediksi badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) musim kemarau tahun ini sudah mulai berlangsung sejak Maret, dengan titik puncak pada Agustus - September 2023.
Plt Direktur jenderal sumber daya air, kementerian PUPR Djarot Widyoko mengatakan sebagai langkah antisipasi kekeringan pada musim kemarau, tahun ini diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan air bersih konsumsi masyarakat, baru setelah itu untuk irigasi lahan pertanian.
Lalu pengaturan bendungan-bendungan embung yang ada pintu-pintunya, cekungan air tanah, air juga sudah kering, kami koordinasi dengan cipta karya dan pemerintah daerah untuk mengedrop air dengan tangki tangki air,"kata Djarot widyoko pada acara fokus group discussion (FGD) antisipasi menghadapi musim kemarau dan bencana kekeringan tahun 2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Secara keseluruhan bendungan di Indonesia sebanyak 223 bendungan dengan total volume tampung 6,73 miliar m3, sebanyak 3,464 embung dengan total volume 262,89 juta m3, dan sebanyak 114 danau dengan volume efektif 21, 84 miliar m3.
Karena krisis air bersih terus meluas mayoritas daerah di Indonesia mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan beberapa daerah mulai merasakan dampak lanjutan pada aspek kesehatan.
Rendahnya aspek kebersihan lingkungan dan air bersih yang masyarakat konsumsi pun menyebabkan meluasnya penyakit infeksi di Indonesia, seperti diare tifus dan disentri, flu, penyakit kulit, TBC, masalah pencernaan, bronkitis gagal ginjal, hingga tumor, wajar saja kualitas kehidupan masyarakat terus menurun, rendahnya kualitas air minum yang dikonsumsi berakibat pada kerentanan keadaan kesehatan pada masyarakat, sampai penurunan prevalensi stunting yang saat ini sedang diaruskan pemerintah.
Pangkal semua persoalan ini adalah kegagalan ideologi kapitalisme liberal dalam mewujudkan sistem kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat, akibat tata kelola yang rusak, bahwa ideologi kapitalisme liberal yang berasaskan sekularisme dan menyanjung nilai-nilai kebebasan telah melahirkan manusia egois, abay pada lingkungan sekitar, dan bebas melakukan apa saja yang diinginkannya, ideologi ini mewujudkan pada proses pembuatan aturan uu yang mengabaikan hukum Allah dan mengikuti keinginan nafsu manusia belaka.
Adanya paradigma dan konsep pengelolaan seperti ini, lahirlah komersialisasi air bersih dan minum, rakyat harus membayar untuk bisa mendapatkan layanan air bersih layak dan aman, masyarakat yang tidak mampu dibiarkan untuk "menikmati" kehidupan dalam kondisi yang tidak layak walaupun mengancam kesehatan jiwa mereka.
Satu-satunya solusi yang mampu mewujudkan lingkungan kehidupan bersih dan sehat, serta pemenuhan terhadap pelayanan air bersih bagi seluruh rakyat adalah sistem Islam, bahwa sistem Islam mempunyai seperangkat aturan yang Allah SWT turunkan untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia, karena telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat nya.
Penerapan Islam Kaffah secara riil akan mewujudkan kehidupan bersih dan sehat, hal ini telah terwujud dengan tiga pilar penerapan sistem Islam yakni ketakwaan individu, kontrol sosial masyarakat, serta pelaksanaan aturan secara Kaffah oleh negara.
Dengan penerapan sistem kehidupan secara Kaffah, pengelolaan sumber daya air dan lingkungan yang bersih akan memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, tanpa menimbulkan efek kerusakan yang lebih besar, sehingga kualitas hidup seluruh rakyat pun juga meningkat.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor :Esti Maulenni