Berteman Dalam Islam

SIGAPNEWS.CO.ID - Sebagai seorang muslim, tentu semuanya sudah familiar dengan perkataan. "Sesama muslim merupakan teman bahkan saudara." Perkataan itu menunjukkan bahwa, agama Islam menganjurkan untuk berteman dengan orang-orang yang baik, dan mengingatkan agar tidak berteman dengan teman-teman yang buruk.
Hal ini dikarenakan, seseorang mudah terpengaruh dengan perilaku, perkataan, kebiasaan, dan sikap teman dan lingkungan secara keseluruhan. Allah secara terang-terangan berfirman dalam Q.S Al-Maidah ayat 56, yang berbunyi:
artinya: “Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang.”
Ini merupakan janji Allah bagi orang-orang yang menjadikan Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman sebagai penolong bahwa mereka akan menang dan unggul atas musuh mereka. Bukan saja dalam hal peperangan tapi dalam kehidupan sehari-hari pun jika kita memilih bergaul dengan seseorang yang baik maka kebaikan akan menyertai kita juga.
Islam juga menyatakan dengan tegas bahwa kita sebagai umat muslim tidak hanya berteman dengan orang baik saja namun baik dan saleh, yaitu orang-orang yang memiliki prinsip. "Amar ma'ruf nahi munkar." Sehingga ketika keimanan kita terguncang atau turun ada teman baik yang senantiasa menegur, menasehati, dan menyemangati kita untuk terus berada dalam jalan kebenaran.
Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kita semua untuk tidak bergaul dan tidak mematuhi orang-orang yang menyesatkan, lalai, dan bergelimang maksiat. Bahkan kita tidak boleh memberi sokongan dan menolong orang-orang yang termasuk kedalam golongan manusia yang dibenci-Nya apalagi bersekutu dengan orang yang zalim seperti itu.
Allah menjelaskannya dalam Q.S Hud ayat 113
Artinya: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.”
Selain keterangan dari ayat-ayat Al-Quran di atas, banyak sekali hadis Nabi yang menjelaskan tentang manfaat berteman dengan orang-orang saleh dan kerugian berteman dengan orang-orang berperangai buruk. Diantaranya hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al-Asy'ari r.a. Rasulullah Saw. bersabda. "Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman yang saleh dan teman yang buruk itu seperti penjual minyak misik dan pandai hai Penjual misik, bisa saja akan memberimu minyak, atau menjualnya kepadamu, atau paling tidak kamu akan terkena olesan aroma yang harum. Adapun pandai besi, bisa jadi akan membakar bajumu, atau paling tidak kamu akan terkena aroma tidak sedap darinya."
Adanya sistem etika yang diatur dalam agama Islam yaitu dengan melakukan hubungan kepada dirinya sendiri (akhlak), terhadap Tuhan (ibadah) serta dengan masyarakat (sosial). Tujuannya adalah untuk mencapai kesempurnaan jiwa dan etika, memperkuat iman dan rasa tawakal kepada Allah, maupun mewujudkan masyarakat yang ideal. Akhlak tersebut memberikan manfaat bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar yang tercermin melalui akhlak mulia setiap individunya.
Bersahabat dengan orang yang saleh memiliki manfaat yang banyak, seperti berkesempatan mendapatkan kebaikan yang lebih banyak. Selain itu, bersahabat dengan orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Juga telah memperoleh pahala, bahkan ketika kita menyukai dan meniru perbuatan baik mereka. Maka, kita akan terakumulasi di surga bersama-sama.
Kriteria sahabat yang baik adalah yang mencoba mengingatkan kita untuk selalu menghargai kebenaran, menjadi kuat dan mendukung kita saat mengalami kegagalan, menjadi penyeimbang saat kita merasa sedih, berkontribusi sebagai panduan saat kita kesulitan, mengajar hal-hal yang bermanfaat bagi dunia maupun agama, memberikan motivasi dalam menjaga kecintaan kepada Allah Swt, serta mendorong kita untuk menjadi hamba Allah yang taat.
Maka sahabat semua, sudah saatnya tanpa ada batasan, baik tua maupun remaja, bergaulnya harus dengan orang yang baik. Tidak cukup dipandang baik saja. Tetapi, kebaikannya itu dibangun atas dasar akidah Islam yang kokoh.
Wallahu'alam bishsawab
Resma A. Pratiwi_Pegiat Dakwah
Editor :Esti Maulenni