Kemauan Tidak Ada Batas

Setiap sesuatu yang kita miliki dan miliknya orang lain itu tidak pernah tertukar sama sekali. Apa yang kita dapatkan bukan hasil dari kerja keras melainkan pemberian dari Allah.
Suksesnya kita tidak perlu dihebohkan kelemahan ini atas dasar ditolong yang kadang tanpa sepengetahuan kita. Maka kepemilikan yang kita punya ataupun belum punya bukan untuk menuduh ketidakmampuan.
Sebagai seorang istri apapun yang diberikan suami harus menghargai dengan rasa bahagia. Meskipun tidak sesuai dengan keinginan hati yang salah bukan kejadiannya tetapi hati perlu dibina kembali. Kadang emosi melanda tidak suka dengan yang ada ingin minta yang lebih.
Semakin buruknya membandingkan rumah tangga yang lain dengan penggambaran sedang bahagia. Di posisi yang saat ini berfikir penderitaan yang terjadi berulang kali.
Tidak ada suami yang ingin berpenghasilan kecil hidup dalam keterbatasan. Jika suami itu sabar diperlakukan istri secara kasar rasa kecewa itu ada. Kalau merasa harga dirinya diinjak dan masih bisa melakukan diluar ada yang bisa memberi ketenangan. Bisa jadi posisi istri ditinggalkan terganti dengan yang lebih bisa menghargai.
Bukankah jika kita bersyukur nantinya akan diberi tambahan dan sebaliknya jika kufur pada nikmat yang ada membuat masalah besar.
Secara pribadi tidak bahagia, suami diserang, dan lingkungan menjadi kacau akibat ego yang tinggi. Apalagi sempat kebocoran peristiwa ingin diketahui khalayak lebih luas semakin berpeluang menjatuhkan.
Kemauan itu akan selalu ada setelah terpenuhi akan muncul yang lainnya untuk segera dipenuhi juga. Hawa nafsu kedepan berakibat fatal tidak peduli dengan standar bener atau salahnya menurut islam.
Selagi mau akan dicari terus tidak berhenti sampai memilikinya tanpa rasa puas. Lupa dengan jati diri terhadap kenikmatan dunia ujiannya melihat siapa saja yang mampu melewatinya.
Tingkah laku mencerminkan apa yang ada di pikiran dan dalam benak hati. Penunjukan yang buruk menandakan keimanannya sedang bermasalah perlu pemeliharaan yang tepat. Perbaikan hati sangat penting dari hari ke hari di refresh supaya tidak karatan. Tidak kaku menghadapi kenyataan yang tidak bisa ditebak sebelumnya.
Editor :Esti Maulenni