Wadas Mempertahankan Tanah Surga

SIGAPNEWS - Terjadi keributan masalah proyek strategis nasional dengan Warga di desa Wadas, Purworejo, Jawa tengah. Dimana hampir keseluruhan warga menjadi petani secara turun-temurun. Warga menyebutnya tanah surga mencukupi hidup dengan penghasilan beragam tanaman. Potensi perkebunan mencapai Rp 8,5 Milyar pertahun dan belum terhitung jumlah keseluruhan komoditas lainnya.
Tanah yang warga kelola tidaklah berjangka pendek tetapi bisa diwarisan anak cucu sebagaimana kebiasaan mereka. Ada rencana pemerintah mengambil batu dari perut bukit wadas sekitar 8,5 juta meter kubik untuk pembangunan bendungan dan terdampak luas tanah 114 hektar. Dari wadas ke pembangunan tersebut berjarak 10,5 kilometer dan perlu membuat jalan proses pengangkutan.
Sejak 2013 warga Wadas mulai mendengar rencana pembangunan dan tokoh desa mengatakan 400 KK tidak menyetujuinya. Dari tahun ke tahun pernyataan setuju dan tidak setuju masih jadi bahasan. Meskipun pemilik tanah dibayar minimal Rp 120.000 permeter persegi dan nanti masyarakat bisa melakukan kesepakatan BUMDES dan BBWSSO.
Pembangunan selalu ada untung rugi dan dialog sangat penting dengan niat baik dan mendapatkan sambutan yang baik pula. Bagaimana pula keadaannya terdapat rasa ketakutan warga ditambah sekitar 400 polisi memasuki desa dan terjadilah kericuhan menembak gas air mata untuk pembubaran aksi. Bahkan mengakibatkan 9 orang luka dan sekitar 66 ditangkap karena menghalangi kegiatan pengukuran tanah.
Kehebohan ini terdengar dan digoreng berbagai media sehingga isu cepat tersebar. Muhammadiyah ikut bersuara mengirim surat tebusan kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Jakarta terkait mengecam tindakan represif aparat.
NU dan Banser juga bersuara menuntut presiden dan gubernur untuk menarik aparat dari wadas dan membatalkan rencana pembangunan. Kasus ini juga mendapat banyak sorotan termasuk politisi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Purworejo No.27/2011 tentang rencana tata ruang wilayah desa Wadas ditetapkan sebagai kawasan perkebunan.
Read more info "Wadas Mempertahankan Tanah Surga" on the next page :
Editor :Esti Maulenni
Source : Projectmultatuli