Sistem Kapitalisme Tak Menjamin Nyawa Seorang Muslim

Foto ilustrasi. Sumber net.
Lagi dan lagi seorang muslim harus meregang nyawanya di tangan aparat. Dimana letak keadilan di negeri ini? Apakah seseorang yang baru dinyatakan sebagai terduga dan belum terbukti bersalah harus langsung ditembak mati? Sedangkan banyak koruptor yang jelas-jelas sudah terbukti bersalah malah dibiarkan bebas, walaupun ada yang tertangkap akan tetapi perbedaan dalam memperlakukan mereka sangat berbeda.
Apakah ini yang dinamakan keadilan? Sungguh miris hukum negeri ini. Seorang aparat yang harusnya mengayomi, melindungi rakyatnya tapi justru menjadi horor bagi rakyatnya.
Melansir dari suara.com, Jum'at 11/3/2022 telah terjadi penembakan terhadap Dr.Sunardi di kabupaten Sukoharjo, Jawa tengah, yang diduga sebagai teroris pada Rabu malam 9 maret 2022. Padahal Dr.Sunardi dikenal sebagai orang yang loyal terhadap masyarakat sekitar. Bahkan memberikan pelayanan khusus untuk warga yang kurang mampu, dengan memfasilitasi pengobatan secara cuma-cuma atau gratis.
Dr.Sunardi juga dikenal sebagai sosok yang rajin dalam beribadah. Namun sangat disayangkan, dengan dalih Dr.Sunardi berusaha melakukan perlawanan, pihak berwajib telah menembaknya hingga menyebabkan Dr.Sunardi harus kehilangan nyawanya.
Mengapa selalu umat Islam yang menjadi korban oleh para penguasa?. Selalu menuduh bahwa seseorang yang mempunyai kepribadian baik, rajin beribadah dan ingin menegakkan syariat Islam dicap sebagai teroris, Islam radikal, dan sebagainya.
Seharusnya yang mereka anggap sebagai teroris adalah OPM yang mana telah menewaskan beberapa anggota TNI. Tetapi dari pihak densus 88 tidak ada tindakan sama sekali, sebagaimana yang dikatakan oleh Novel bahwa "Tindakan OPM yang terus-terusan membantai TNI serta sipil yang belum lama ini 8 orang dibantai secara sadis dan biadab namun tidak ada tindakan dari Densus 88." (Fajar.co.id, Sabtu, 12 Maret 2022)
Sedangkan terhadap Dr.Sunardi yang baru terduga dan belum menjadi terdakwa, Densus 88 sudah mengambil tindakan hingga menyebabkan kematian.
Masalah Dr.Sunardi ini, mendapat perhatian dari ketua LBH Pelita Umat Chandra Putra Irawan. Beliau mengatakan bahwa, "sekalipun polisi diberi kewenangan untuk menembak dari peraturan Kapolri, namun bukan berarti bebas menembak sampai mati. Terduga itu tidak untuk dimatikan tapi dilumpuhkan". ( Republika.co.id, 13 Maret 2022)
Dari fakta di atas jelas bahwa hukum di negeri ini sangatlah tidak adil. Hukum saat ini selalu berpihak pada orang yang pro terhadap penguasa, sedangkan yang kontra dengan pemerintah dianggap sebagai radikal, teroris, dan penghianat negara.
Padahal mereka yang kontra dengan pemerintah hanya ingin mengingatkan penguasa agar kembali kepada syari'at Islam. Tetapi mereka yang membenci Islam selalu mengaitkan bahwa syariat islam sebagai momok yang menakutkan.
Bahkan dengan adanya kejadian penembakan tersebut, jadi timbul rasa khawatir dibenak masyarakat, karena bisa saja kejadian seperti ini dapat menimpa dirinya bahkan keluarga dan sekitarnya. Dan bisa saja bagi orang awam akan beranggapan bahwa Dr.sunardi adalah benar seorang teroris, namun pada kenyataannya beliau belum terbukti bersalah. Dan ini akan berdampak buruk bagi keluarga Dr.Sunardi yang ditinggalkan.
Ya, inilah yang terjadi jika sistem yang dianut adalah sistem kapitalisme. Semua bisa dibeli dengan uang, bahkan hukumpun bagi para pemilik modal bisa dinegosiasi, karena sekarang yang berbicara adalah uang.
Padahal dalam Islam nyawa seorang muslim sangatlah berharga. Bagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur'an Allah Swt berfirman, "Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya".(QS.3:32).
Dari ayat di atas jelas bahwa membunuh tanpa sebab sangatlah dilarang dalam agama Islam. Tetapi mengapa sekarang nyawa seperti tidak ada harganya lagi, Islam sangat memuliakan manusia bahkan satu nyawa seorang muslim sangat berharga, tapi ini tidak berlaku di negeri yang menganut sistem kapitalisme. Padahal sangat jelas ancaman bagi pelaku yang membunuh adalah neraka jahanam.
Sebagaimana disebutkan didalam Al-Qur'an. "Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah neraka jahanam, ia kekal didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya". (QS.An-Nisa:93).
Ayat ini sudah sangat jelas bagaimana hukuman bagi orang yang membunuh, tetapi mereka seolah tidak pernah menanggung beban setelah melakukannya, seolah-olah mereka adalah pahlawan yang telah membasmi para penjahat. Tanpa mengadili tapi langsung di tembak mati.
Maka mari kita sama-sama berjuang dalam menegakkan keadilan dengan menerapkan syariat islam secara kaffah. Lalu mengapa harus menerapkan syariat islam? Karena hukum Allah lebih adil dari segala-galanya, dibandingkan dengan hukum yang dibuat oleh manusia, bukan menyelesaikan masalah tapi justru mengundang masalah baru.
Mari kita menjadi orang yang berada dibarisan paling depan untuk mewujudkan tegaknya khilafah, agar dapat menerapkan syariat Islam secara kaffah. Wallahu A'lam Bishshawwab
Editor :Esti Maulenni
Source : Suara