Harga Migor Melejit Kehidupan Rakyat Semakin Terjepit

SIGAPNEWS - Semakin bertambah parah penderitaan rakyat dan tak kunjung usai. Belum tuntas kasus yang terus menerus membuat masyarakat terbebani, dengan semua problem hidup, terutama dalam hal penanganan perekenomian, yang tak pernah ada solusi terbaik dalam menuntaskannya.
Wacana kenaikan harga bahan-bahan pokok seperti, tarif listrik, menyusul BBM yang menjulang, juga aturan pemerintah yang membuka lagi keran ekspor Migor, sudah tentu semakin terpuruknya nasib petani sawit dalam hal ini.
Tidak adanya peran pemerintah yang dapat menuntaskan semua permasalahan yang membelenggu rakyat, hingga persoalan tidak dapat teratasi dengan tepat. Sistem kapitalis menguasai perekonomian dunia pasar, dengan mudah mencengkeram kuat hanya demi tercapainya tujuan mendatangkan keuntungan bagi mereka, tanpa memikirkan lagi nasib rakyat kecil.
Dalam hal ini, petani sawit yang paling merasakan imbas dan dampak dari semuanya. Mereka merugi dan semakin terpuruk dengan adanya kebijakan pemerintah, menjerat dengan segala aturan tanpa penyelesaian dari akar masalah yang mampu menuntaskan segalanya.
Belum lagi dengan adanya keputusan Presiden, menutup keran ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya membuat harga sawit turun drastis. Apa yang dapat dilakukan para petani dalam hal ini? Merekapun hanya bisa pasrah, walaupun sebenarnya gerah ingin melawan akan tetapi tak berdaya.
Seperti yang terjadi di Asahan, Sumatra Utara, pertengahan April lalu, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di tingkat petani bisa mencapai Rp3.650 per kilo. Empat hari berselang setelah Presiden menetapkan larangan ekspor CPO dan produk turunannya, harga turun menjadi Rp2.600 per kilo. Kini, kondisi terus memburuk dengan harga yang jatuh pada kisaran Rp1.500 per kilo.
Read more info "Harga Migor Melejit Kehidupan Rakyat Semakin Terjepit" on the next page :
Editor :Esti Maulenni