Hari Lansia Bukan Sekedar Bantuan Semata

Masa lansia seharusnya mendapatkan perhatian lebih, juga terjaminnya kesejahteraan, dikarenakan fisik mereka yang sudah melemah, bahkan tubuh rentanya tak mampu lagi mencari nafkah, namun tidak sedikit dari mereka, di masa tuanya justru hidup di bawah garis kemiskinan, (Kompas,29/5/2022).
Masih banyak di antara mereka, yang tidak terjamin kesejahteraan hidupnya, karena layanan kesehatan bagi mereka, merupakan barang mewah. Masalah lansia tidak akan pernah selesai hanya dengan memberikan bantuan semata, seperti pada peringatan lansia, yang diadakan di Tasikmalaya bulan Mei lalu.
Mensos Risma, memberikan dana sebesar Rp.26,9 milyar, pada puncak peringatan hari lansia tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan di antaranya, renovasi rumah lansia, pelayanan kesehatan (operasi katarak gratis untuk 300 orang lebih), pemberian bantuan aksesibilitas (kursi roda, kacamata, alat dengar, tongkat pintar), sandang (nutrisi dan obat-obatan), PKH dan sembako, perekaman e-KTP, serta kegiatan donor darah.
Sejak ditetapkannya HLUN oleh PBB, pada 14 Desember 1990, atau telah mencapai 32 tahun. Pada kenyataannya masih banyak didapati kaum lansia, mengalami ketidakadilan, dan kesengsaraan.
Himpitan ekonomi yang mencekik, serta perlahan dihilangkannya nilai agama dari pendidikan, telah berhasil menggerus hati nurani manusia, di sistem kapitalisme saat ini, sehingga melahirkan generasi-generasi individualistis, materialistis, dan kapitalistik, yang tidak memahami artinya berbakti kepada kedua orangtua.
Maka tidak heran, saat ini banyak ditemukan seorang anak, dengan tega mengirimkan orangtuanya ke panti jompo, bahkan menelantarkannya. Berbagai alasan, di antaranya tidak mampu menghidupi, merawat karena kesibukan dirinya, hingga ada yang merasa malu mempunyai orangtua sudah sepuh, ini semua merupakan penyebab utamanya. Inilah realita hidup di sistem kapitalisme, yang telah berhasil mengikis naluri rasa kasih sayang seorang anak terhadap keluarganya.
Read more info "Hari Lansia Bukan Sekedar Bantuan Semata" on the next page :
Editor :Esti Maulenni