BBM Dibatasi Dengan Aplikasi Kapitalis Semakin Menguasai

SIGAPNEWS.CO.ID - Baru-baru ini tersiar kabar setelah melewati kesimpangsiuran, akhirnya pemerintah melalui PT Pertamina (Persero), menetapkan bahwa per 1 Juli 2022, memperketat pembelian BBM bersubsidi pertalite dan solar, menggunakan aplikasi My Pertamina.
Aturan ini akan dilakukan uji coba di 5 provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta. (TV One news.com, 29/6/2022).
Tujuan pemerintah membuat kebijakan tersebut, agar konsumen pertalite dan solar, melalui aplikasi My Pertamina, guna menentukan siapa yang berhak menerima BBM bersubsidi tersebut, supaya lebih tepat sasaran dan kuota, ungkap Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.
Selain itu, pemerintah juga sedang membahas kriteria kendaraan yang berhak menggunakan BBM pertalite dan solar bersubsidi, yaitu melalui Revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.191/2014, tentang penyediaan, pendistribusian, serta Harga jual eceran (HET). (CNBC Indonesia.com, 29/6/2022).
Namun kebijakan tersebut banyak menuai pro dan kontra, dikarenakan tidak semua masyarakat memiliki handphone, dan melek terhadap teknologi, juga ketiadaan peranan negara, yang merupakan penyebab utamanya.
Seharusnya menjadi perhatian serius oleh pemerintah, dengan mencarikan solusi terbaik, efektif, atas masalah ini. Dengan menjamin kesejahteraan, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pokok, salah satunya Bahan Bakar Minyak, bukan sebaliknya malah menyusahkan, bahkan membebani rakyatnya.
Problem mendasar terkait pembatasan Bahan Bakar Minyak di negeri ini, bukanlah disebabkan banyaknya konsumen BBM bersubsidi tak memiliki hak, melainkan dari tata kelola sumber energi yang salah dari sistem kapitalis sekuler.
Read more info "BBM Dibatasi Dengan Aplikasi Kapitalis Semakin Menguasai" on the next page :
Editor :Esti Maulenni