Anggaran Negara Rendah Serapan, Pertanyakan Arah Pembangunan

Minimnya Serapan, Pertanyakan Arah Pembangunan
Pernyataan Menkeu Sri Mulyani bahwa kita punya waktu dua bulan untuk menghabiskan anggaran memang ironi, sebab di sisi lain ada beberapa hal yang memang tidak menggunakan dana APBN secara maksimal seperti pendidikan dan pembiayaan infrastruktur.
Serapan anggaran baru sebesar 61,6% pada bulan september menunjukkan kinerja pemerintah yang tidak baik. Di sisi lain juga menggambarkan ketidak jelasan arah pembangunan, yang tidak berdasarkan kepada kebutuhan dan kemaslahatan umat. Semua digebyar seolah memang inilah prioritas untuk memenuhi kebutuhan rakyat, namun nihil, rakyat tetap berbeban berat.
Sebab masih banyak layanan publik yang belum optimal, dan kebutuhan dana besar untuk anggaran beberapa bidang, namun faktanya justru kurang dan malah dikurangi seperti dana riset, pendidikan dan hankam.
Sementara yang selalu gencar dinarasikan oleh pemerintah justru ada defisit anggaran, ini yang kemudian menjadi alasan subsidi dikurangi bahkan dihapuskan, nyatanya dana tidak terserap dan bersisa.
Rakyat yang terus menerus dijadikan objek penderita dalam program pembangunan ini semestinya menjadi fokus negara. Sebab sangat nyata kerusakan sistem anggaran dalam sistem demokrasi, dengan serapan dana rendah, bagaimana mungkin rakyat terlayani dengan baik kebutuhannya? Belum lagi dengan mengguritanya praktik korupsi para pejabat negara, dari mulai camat, bupati, para menteri, hakim hingga lembaga kepolisian dan pendidikan. Dana diumbar seiring hawa nafsu dan ketamakan yang dijadikan gaya hidup.
Sistem Anggaran dalam Islam Accountable dan Tepat Sasaran
Demokrasi-kapitalisme memang akan selalu menampilkan kontradiktif sebagaimana pemikiran yang menjadi asasnya, yaitu pemisahan agama dari kehidupan atau sekulerisme. Ketika negara yang seharusnya menjadi institusi penjamin kesejahteraan rakyat malah meminumkan perannya dan mengalihkan pengurusan pada pihak asing.
Pihak yang mereka memiliki modal dan kepentingan bisnis ketika menyokong naiknya para pejabat negeri ini menduduki kursi kekuasaan. Bukan rahasia lagi, biaya pencalonan pemimpin dalam sistem demokrasi sangatlah mahal. Politik balas Budi ini turut mewarnai proses penyusunan APBN.
Read more info "Anggaran Negara Rendah Serapan, Pertanyakan Arah Pembangunan" on the next page :
Editor :Esti Maulenni