Era Baru Televisi Digital Untuk Siapa?

Meski sudah hampir seluruh wiayah di Indonesia telah diberlakukan ASO, ada beberapa daerah yang menolak pemberlakuan ASO dan meminta jaringan analog tetap diberlakukan. Di antaranya: Gorontalo dan Indramayu, warganya menolak ke depannya diberlakukan ASO karena warga setempat belum siap untuk membeli perangkat tambahan agar televisi analog yang telah dimiliki dapat mengakses siaran digital.
Abdul Farid warga Gorontalo menyampaikan saat diwawancarai oleh Liputan6 bahwa dirinya mengetahui bahwa siaran televisi analog telah dihentikan di Jabodetabek pada 2 November lalu, tetapi dirinya tidak dapat mengikuti program tersebut karena ketersediaan perangkat untuk mengikuti program tersebut.
Abdul Farid juga berpendapat seharusnya pemerintah tidak menghentikan siaran televisi analog secara serentak, tetapi bertahap melalui penghentian produksi dan penjualan televisi analog terlebih dahulu. Sebab, menurutnya selama televisi analog masih tersedia, masyarakat akan cenderung memilih siaran televisi analog daripada siaran digital.
Pemerintah seharusnya menunggu kesiapan masyarakat setelah memilliki televisi digital baru peralihan siaran itu bisa serentak dilakukan pendapatnya sebagai masyarakat yang kesulitan tiba-tiba harus membeli perangkat televisi digital. (liputan6.com, 6 November 2022)
Berbeda dengan pernyataan warga yang tak siap dengan teknologi televisi digital Menko Polhukam Mahfud MD menyatakann bahwa 98% warga Jabodetabek dan kabupaten lainnya telah siap dengan peralihan siaran televisi analog menjadi siaran digital. Ungkapnya setelah mengikuti diskusi “Pemikiran Geopolitik Soekarno” di Jakarta (tvonenews.com, 4 november 2022)
Perubahan ke arah televisi digital akan menyulitkan masyarakat karena ada komponen yang harus dibeli untuk dapat mengakses televisi digital. Perubahan ini akan mendorong produksi alat untuk mengakses televisi digital, yaitu Set Top Box (STB). Dengan demikian perubahan ini tampak hanya menguntungkan korporasi.
Read more info "Era Baru Televisi Digital Untuk Siapa?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni