Janji Manis Proyek KCJB, Berbuah Utang Luar Negeri?

Penguasa saat ini seakan menutup mata, terhadap problem masyarakat yang lebih serius untuk dituntaskan. Diantaranya masalah kemiskinan, bukan menjadi rahasia publik lagi. Kemiskinan tidak lah sebagai isu baru di negeri ini, melainkan masalah yang kian mengakar, ibarat sakit sudah stadium lanjut, sehingga tidak berkesudahan.
Penyebab utamanya yakni, berbagai masalah sistemik seperti, harga kebutuhan pokok yang semakin melambung, dan tingginya PHK masal diberbagai daerah, berdampak pada masifnya angka pengangguran. Sehingga menyebabkan maraknya kasus perceraian, stunting, kekerasan dan sebagainya, kian merajalela.
Seyogyanya pemerintah segera berbenah, dan peka dalam menangani problem masyarakat yang lebih genting. Dibanding mengurusi proyek kereta cepat ugal-ugalan, yang berdampak menyengsarakan rakyat.
Dengan mengalokasikan dana proyek KCJB, setidaknya kebutuhan masyarakat sedikit terpenuhi.
Lantas bagaimana sistem Islam dalam menangani transportasi bagi rakyatnya?
Dalam Islam, penguasa merupakan pengurus urusan umat. Sebab akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah kelak, atas kepemimpinannya. Maka setiap kebijakan yang buat, senantiasa untuk memudahkan urusan rakyatnya, termasuk hal pembangunan infrastruktur.
Carut marut proyek kereta cepat mustahil terjadi, jika negeri ini berada dalam naungan sistem Islam. Dalam Islam, pembangunan infrastruktur menjadi tanggung jawab negara. Oleh karena itu, haram berinvestasi dengan pihak asing, karena akan membuka pintu hegemoni dan penjajahan.
Di sisi lain, pembangunan fasilitas moda transportasi wajib diperhatikan secara saksama. Sebab, fasilitas moda transportasi tidak dianggap sebagai tempat lalu lalang manusia. Untuk itu, sebelum pembangunan, negara akan menganalisis perencanaan wilayah dengan baik. Oleh karena itu berpegang pada prinsip bahwa, dengan perencanaan wilayah secara matang, niscaya akan mengurangi kebutuhan transportasi. Negara pun akan membangun infrastruktur publik dengan standar yang tinggi, termasuk teknologi navigasi dan telekomunikasi.
Sejatinya, sistem Islam mempunyai skala prioritas dalam pembangunan negara. Sistem Islam pun memiliki sumber dana luar biasa, yang mampu menyokong proyek-proyek negara.
Dana tersebut berasal dari sumber-sumber pemasukkan negara seperti pengelolaan harta kepemilikan umum Baitul mal, kharaj, usyur, jizyah, ghanimah, ghulul, dan sebagainya. Inilah yang memungkinkan negara bebas dari jeratan utang ribawi, sehingga berdaulat penuh dan mandiri. Rakyat pun dapat menikmatinya dengan harga terjangkau bahkan gratis.
Alhasil, hanya dalam naungan sistem Islam, negeri ini bebas dari cengkraman utang dan hegemoni asing. Negara pun akan memiliki kekuatan, sehingga kehidupan rakyat menjadi sejahtera. Sebab, seluruh sumber daya alam yang ada di dalamnya, dikelola secara adil, semata-mata demi kemaslahatan umat.
Wallahu'alam bishawab.
Read more info "Janji Manis Proyek KCJB, Berbuah Utang Luar Negeri?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni