Demi Eksistensi Konten Negatif Pun Diminati

Pengaturan Media dalam Islam
Media berperan strategis dalam perubahan sosial dan kultural. Masifnya perkembangan teknologi mau tidak mau memunculkan banyaknya kreator konten dan para influencer. Maka, Islam akan mengantisipasinya lewat edukasi yang bersandar pada aspek mendasar yakni ketakwaan.
Selain itu, dalam sistem Islam terdapat regulasi yang melarang penyebaran aktivitas negatif, baik di sektor pergaulan, ekonomi, dan politik. Penyebaran konten yang bermuatan pornografi dan manipulasi dapat dicegah sedini mungkin. Definisi konten negatif adalah berdasarkan syariat, maka publik dapat memilah mana yang bermuatan negatif atau tidak.
Khilafah juga akan mengeluarkan undang-undang yang memuat panduan umum pengaturan informasi yang mendukung pengukuhan masyarakat Islam dalam memegang syariat. Akan ada aturan ketat bagi setiap pengguna internet agar tidak menyebarkan konten yang mengandung syirik, atau ide-ide sesat dan berbahaya yang dapat mendangkalkan akidah umat.
Islam juga mengajarkan etika dalam penggunaan internet. Pertama, isi konten hendaknya mengandung nilai pendidikan yang baik dan mendorong setiap manusia hidup sesuai ajaran Islam.
Kedua, konten yang bersih dari penipuan dan kebohongan. Ketiga, berisi peringatan agar setiap orang tidak melanggar hukum syariat. Keempat, tidak melakukan fitnah, baik secara tulisan atau gambar yang merugikan kehormatan orang lain.
Kelima, dilarang membuka aib orang lain kecuali mengungkapkan kezaliman. Keenam, dilarang mengadu domba seseorang atau sekelompok orang yang dapat menimbulkan perpecahan di tengah umat. Ketujuh, tidak menyebarkan konten yang berisi pornografi, pornoaksi, ataupun pelecehan seksual—termasuk pula yang mengandung unsur elgebete—karena semua itu diharamkan dalam Islam.
Khatimah
Dalam Islam, media massa berfungsi untuk membangun masyarakat Islam yang kukuh. Ia juga berperan menyebarkan Islam, baik dalam kondisi perang maupun damai untuk menunjukkan keagungan ideologi Islam dan membongkar kebobrokan ideologi kufur. (Ghazzal, 2003).
Pengaruh media tidak hanya terkait pilihan gaya hidup seseorang, melainkan juga pembentukan opini publik dan cara pandang setiap individu masyarakat terhadap realitas. Begitu penting bagi negara melarang setiap konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam lewat aturan yang jelas dan tegas.
Sebaliknya, dalam demokrasi kapitalistik, media merupakan alat untuk menghancurkan nilai-nilai Islam dan merusak moral manusia. Dua hal yang sangat bertolak belakang.
Maka, jika ingin menghentikan penyebaran konten negatif, tak ada cara lain selain mengganti sistem negatif yang masih eksis dalam kehidupan kaum muslimin saat ini. Terapkan sistem Islam dengan tegaknya Khilafah, hidup umat akan aman, nyaman, dan tenang di dalamnya. Insyaallah.
Read more info "Demi Eksistensi Konten Negatif Pun Diminati" on the next page :
Editor :Esti Maulenni