Sistem Islam Menjaga Kestabilan Harga Pangan

foto ilustrasi. net
Bukan hal yang baru bahkan seolah sudah tradisi jika mendekati hari-hari besar, termasuk bulan Ramadhan harga bahan pokok seperti cabai, minyak goreng, gula pasir kualitas premium, dan ayam ras segar, mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Seperti dilansir katadata.co.id, 3 Maret 2023. Kenaikan harga pangan terjadi 20 hari menjelang bulan Ramadhan. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, bahwa harga rata-rata cabai merah besar mengalami kenaikan dari Rp.36.250/kg, saat ini mencapai Rp.42.200/kg. Harga minyak goreng dari Rp.20.100/liter, mencapai Rp.21.750/liter. Gula pasir kualitas premium berada pada harga Rp.15.900/kg, yang sebelumnya Rp.15.850/kg. Selain itu harga daging ayam ras segar pun mengalami kenaikan harga. (Katadata.co.id, 3 Maret 2023).
Berdasarkan fakta di atas kenaikan harga pangan seolah hal yang biasa terjadi. Persoalan tersebut tentu sangat menyusahkan rakyat, terutama yang tidak memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Seharusnya negara mampu mengatasi persoalan tersebut, agar rakyat dapat memenuhi semua kebutuhan pangan dengan mudah pada saat permintaan naik di pasaran. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa inilah hasil dari diterapkannya sistem kapitalisme. Sebab dalam sistem ini pemerintah hanya bertindak sebagai regulator. Bahkan dalam urusan pangan pun negara hanya menyediakan sesuai permintaan, namun negara tidak dapat memastikan komoditas pangan terjangkau atau tidaknya oleh semua kalangan masyarakat.
Selain itu ada juga pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menimbun barang dagangan, agar mendapatkan keuntungan lebih besar. Dalam hal ini negara juga gagal untuk menanganinya.
Kegagalan negara dalam mengatasi kenaikan harga pangan ini, terjadi karena diterapkannya sistem kapitalisme neoliberal, di mana pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan rakyat diserahkan pada korporasi atau pihak swasta. Yang mana mereka hanya mencari keuntungan tanpa memikirkan halal haram dan juga kemudharatan pihak lain.
Berbeda halnya dengan sistem Islam sebab, sistem Islam mampu menjaga harga pangan tetap stabil, sehingga rakyat akan mudah untuk mendapatkannya. Selain itu dalam sistem Islam pemerintah adalah sebagai pelayan dan pelindung rakyat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. "Imam (khilafah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya." (HR.Ahmad.Bukhari).
Berdasarkan Hadis tersebut, pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga dan memastikan kebutuhan rakyat dapat terpenuhi dengan baik. Mulai dari ketersediaan barang hingga pendistribusian, akan selalu diawasi dengan ketat. Negara akan bertindak tegas terhadap pihak manapun, yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku.
Oleh karenanya pemerintah bertanggung jawab dalam memenuhi semua kebutuhan rakyatnya. Terutama kebutuhan pangan yang harus terjamin dalam pemenuhannya. Selain itu juga pemerintah berada di garda terdepan ketika rakyatnya dalam bahaya untuk menghalaunya.
Dengan sistem ekonomi Islam akan mampu mengatasi korporasi, sehingga tidak akan ada pihak-pihak yang berbuat curang. Dan negara akan mampu memenuhi kebutuhan setiap individu, dengan menyediakan pasokan pangan serta stabilitas harga yang terjangkau dan tercukupi. Wallahu 'alam bishshowwab.
Editor :Esti Maulenni