Ada Apa Di Kota Idaman?

SIGAPNEWS.CO.ID - Lagi dan lagi, belum lama ini masyarakat Kota Idaman kembali digemparkan oleh berita tentang pembuangan bayi. Innalillahi, jengkel dan geram melihat perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tersebut, sampai saat ini belum diketahui ulah siapa. Sungguh tak berperasaan karena tega membuang buah hatinya. Astagfirullah.
Dikutip dari salah satu media lokal, Wakil Ketua II DPRD Kota Banjarbaru, Taufik Rahman menyoroti pengawasan Satpol PP pada aktivitas indekos di wilayah Kota Idaman. Hal tersebut sebagai respon dari maraknya kasus pembuangan bayi yang terjadi. Selama enam bulan terakhir, setidaknya ada empat kasus pembuangan bayi. Baru satu yang berhasil terungkap. Diduga kuat bahwa fenomena tersebut akibat budaya gaul bebas di kalangan remaja yang terindikasi terjadi di indekos. Karena tak adanya pembatasan pergaulan antara perempuan dan laki-laki. (radarbanjarmasin.com, 29/04/2023)
Fenomena di atas sungguh mengiris hati kita semua. Apalagi sebagai seorang ibu, rasanya sakit yang takkan ada obatnya. Mereka sebagai generasi penerus yang notabenenya sebagai pemegang tongkat estafet perjuangan, malah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Mau dibawa kemana bangsa ini, jika para pemudanya lebih memikirkan masalah yang berbau kesenangan dunia semata. Masalah nongkrong sama teman, jalan, ataupun seperti fakta di atas yang berbau masalah seks. Rasanya tak habis masalah remaja ini, setiap ada permasalah pasti akan memantik masalah lain untuk bermunculan.
Sebenarnya kasus di atas bukan hal baru. Sebelumnya juga pernah terjadi dan ternyata si bayi sengaja dibuang karena hasil dari perzinaan. Pelaku adalah dari kalangan remaja (mahasiswa). Sejatinya, mahasiswa adalah seseorang yang seharusnya sudah dewasa dan memiliki pola pikir jauh ke depan. Setidaknya ia akan serius dan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan studi agar tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya kuliah nantinya. Namun, fakta membuktikan bahwa mereka tak kuat untuk menghadang hantaman dari pemikiran serta budaya yang sengaja disisipkan ke kalangan remaja. Sebut saja gaul bebas, ngumpul bareng di cafe, tak mau bawa agama dalam lini kehidupan, dan lainnya. Ataupun yang dianggap lazim alias biasa saja yaitu aktivitas pacaran. Padahal jelas sekali bahwa dengan melakukan aktivitas tersebut maka akan memunculkan naluri nau makin bergejolak. Akhirnya muncul syahwat yang memungkinkan bisa terjadi hubungan yang dilarang sebelum terjadi pernikahan. Ini baru satu fakta yang akhirnya memunculkan masalah yang baru.
Kasus pembuangan bayi karena hasil dari aktivitas perzinaan. Semua itu bermula dari adanya pemikiran asing yang telah merasuk pada diri-diri remaja kita. Sekuler yang kini begitu mendarah daging, memisahkan antara kehidupan dengan agama. Dalam beraktivitas di kehidupan dunia, tidak mau membawa agama di dalamnya. Sehingga akhirnya muncul aktivitas pergaulan bebas. Bebas melakukan apa saja tanpa orang lain bisa mengatur atau menasehatinya. Inilah yang begitu merusak remaja sekarang. Dengan dalih kebebasan maka mereka bisa melakukan apapun tanpa ada yang bisa melarang.
Ditambah lagi islamofobia kian menjangkiti remaja. Yang akhirnya membuat mereka takut untuk belajar Islam. Sehingga keimanan hanya ala kadarnya saja dan membuat akhirnya mereka 'KO' dengan serangan pemikiran asing tadi.
Akan berbeda ketika Islam hadir dalam diri para pemuda. Keimanan yang membaja akan membuat benteng pertahanan mereka kuat terhadap hantaman dan serangan pemikiran asing. Dengan pola pikir dan sikap Islam akan menghantarkan para pemuda menjadi sosok yang luar biasa. Mereka akan berusaha dengan segenap jiwa untuk selalu mementingkan kemaslahatan umat dan gemar melakukan amar makruf kepada sesama sebagai tanda sayang.
Tak hanya itu, dengan adanya kontrol dari masyarakat dengan amar makruf tadi negara juga harus turut serta untuk membentuk generasi. Negara akan benar-benar menjaga sisi keimanan individu setiap muslim. Semua sisi pasti akan terlibat secara aktif, seperti media akan digunakan untuk pembelajaran tsaqofah Islam, meningkatkan keimanan, dan yang lainnya. Tidak membiarkan media yang ada melakukan sesuatu yang merusak akidah umat. Lewat kekuasaannya, maka negara akan menerapkan syariat Islam secara sempurna dan menyeluruh. Ketika ada yang melanggar hukum syarak, maka akan diberlakukan sanksi tegas sesuai dengan kesalahannya. Karena hukum syarak sendiri bersifat jawazir dan jawabir. Mencegah orang lain untuk berbuat kesalahan yang sama dan menebusnya ketika di dunia. Dengan begitu maka akan terciptalah keimanan individu yang kokoh.
Hasilnya tentu segala aktivitas selama di dunia akan sejalan dengan hukum syarak. Yaitu sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya. Tak akan berani seorang muslim melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syarak, karena mereka memahami konsep kehidupan selama di dunia yang hanya sementara. Sekecil apapun yang dilakukan manusia di dunia pasti akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di Yaumil akhir. Maka, mereka akan jauh dari melakukan hal tersebut. Apalagi sampai melakukan perzinaan dan membuang bayi hasil dari perbuatan tersebu. Innalillahi, dosanya begitu berlipat ganda. Sudah melakukan zina ditambah dengan berdosa ketika membuang anaknya sendiri. Perbuatan tersebut layaknya melebihi dari apa yang dilakukan hewan. Hewan saja sangat sayang kepada anak-anaknya. Ini manusia malah berlaku begitu kejam kepada darah dagingnya sendiri. Sungguh begitu menyedihkan.
Sudah saatnya kita kembali kepada aturan yang berasal dari Allah. Agar seluruh Maslaah yang ada akan diatasi dengan sempurna dan tuntas tanpa memunculkan yang lainnya. InsyaAllah masalah yang ada di remaja saat ini akan tuntas ketika Islam diterapkan. Semoga segera akan tegak Islam dalam kehidupan di dunia. Wallahua'lam.
Mulyaningsih - Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga
Editor :Esti Maulenni