Indonesia Dalam Lingkaran Kemiskinan

SIGAPNEWS.CO.ID - Negeri dengan julukan Zamrud Khatulistiwa ini nyatanya tidak seindah yang kita bayangkan. Masih banyak masyarakatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga negeri yang begitu luas ini terasa sempit. Terlebih setelah Bank Dunia merekomendasikan agar Indonesia mengubah acuan tingkat garis kemiskinan yang diukur melalui paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP).
Mengutif dari CNBC Indonesia (10/5/2023). Menurut Bank Dunia, garis kemiskinan Indonesia seharusnya diukur melalui PPP dari besaran pendapatan sebesar US$3,20 per hari, bukan dengan ukuran yang pemerintah gunakan sejak 2011, yakni sebesar US$1,9 per hari.
Sri Mulyani beranggapan bahwa, ukuran tersebut tidak serta Merta digunakan di Indonesia pasalnya, wilayah di Indonesia memiliki struktur harga yang berbeda satu sama lain. Sehingga, pengeluaran masyarakat untuk hidup berbeda dan tak cocok hanya diukur dari sisi pendapatannya saja.
Kemiskinan Buah dari Kapitalisme
Kemiskinan yang menimpa umat ini merupakan kemiskinan sistemik, yakni kemiskinan yang diciptakan oleh sistem yang diberlakukan oleh negara atau penguasa, yaitu sistem kapitalisme, liberalisme, sekularisme. Sistem ini telah membuat kekayaan milik rakyat di negeri ini dikuasai dan dinikmati oleh orang-orang tertentu saja.
Tak hanya itu, privatisasi sektor publik seperti jalan tol, air, pertambangan gas, minyak bumi dan mineral pun telah berjalan lama. Akibatnya, jutaan rakyat terhalang untuk menikmati hak mereka atas sumber-sumber kekayaan tersebut yang sejatinya adalah milik mereka. Tak ayal hal inipun mengakibatkan kesenjangan sosial yang cukup tinggi di tanah air.
Di sisi lain, rakyat seolah dibiarkan untuk hidup mandiri. Penguasa atau negara lebih banyak berlepas tangan ketimbang menjamin kebutuhan hidup rakyatnya. Misalnya dalam bidang kesehatan, rakyat diwajibkan untuk membayar iuran BPJS per bulan. Ini artinya, warga menjamin sendiri biaya kesehatan mereka bukan negara.
Kembali Pada Sistem Islam
Melihat hal ini, maka sudah saatnya umat kembali pada syariat Islam yang berasal dari Allah SWT. Syariah Islam telah terbukti mampu menjamin keberkahan hidup manusia. Syariah Islam memiliki mekanisme yang unik dalam mengentaskan kemiskinan. Dalam Islam, kemiskinan tidak dinilai dari besar pengeluaran atau pendapatannya, melainkan dari pemenuhan kebutuhan pokok secara perorangan. Islam mewajibkan negara memenuhi kebutuhan tersebut secara layak, baik itu kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Read more info "Indonesia Dalam Lingkaran Kemiskinan" on the next page :
Editor :Esti Maulenni