Pengangguran Terus Jadi Ancaman, Buah Sistem Ekonomi Kapitalis

SIGAPNEWS.CO.ID - Pada Februari 2020 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap jumlah pekerja formal tercatat sebesar 43,36 persen dan sektor informasi sebanyak 56,64 persen.
Jumlah pekerja informal terus mengalami kenaikan menjadi 59,62 persen, sedangkan pekerja formal tersisa 40,38 persen pada Februari 2021.
Persentase jumlah pekerja formal terus tergerus pada tahun-tahun setelahnya, pada Februari 2022 BPS mencatat jumlah pekerja formal tersisa menjadi 40,03 persen. Sementara jumlah pekerja informal melejit hingga 59,97 persen.
Tren seperti ini terus berlanjut, kendati pemerintah mengklaim bahwa kondisi perekonomian indonesia mulai menunjukan pemulihan dan perlahan lepas dari imbas pandemi Covid-19.
BPS mencatat masih ada sebanyak 7,99 juta pengangguran per Februari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.
Menurut jenis kelamin, pengangguran terbanyak ada pada laki-laki sebesar 5,83 persen dan perempuan sebanyak 4,86 persen. Ini sejalan dengan jumlah angkatan kerja yang masih didominasi oleh kaum laki-laki.
Sedangkan, jika berdasarkan wilayah, pengangguran di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pengangguran di perkotaan tercatat sebanyak 7,11 persen dan di pedesaan hanya 3,42 persen. Angkatan kerja makin bertambah besar, sedangkan angka pengangguran semakin tinggi.
Hal ini menunjukkan kegagalan Pemerintah dalam pencipataan langan kerja karna pemerintah berlepas tangan terhadap penciptaan lapangan kerja yang memadai bagi rakyat.
Pemerintah malah menyerahkan serapan tenaga kerja pada mekanisme pasar kepada korporasi dengan membuka keran investasi yang sangat besar kepada para korporat. Adanya investasi yang diberikan oleh investor akan menambah banyak modal dibanding dengan tenaga kerja.
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme saat ini membuat makin melemahnya industrialisasi di negeri ini, karna sistem ekonomi kapitalisme membuat industri bukan berdasarkan kebutuhan, tapi sesuai dengan pesanan oligarki.
Belum lagi ditambah dengan sistem pendidikan yang rapuh, sehingga membuat minim skill dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam bekerja.
Makin bertambahnya pengangguran akan membuat melemahnya ekonomi rakyat, angka kemiskinan akan terus bertambah sehingga terhadap pemenuhan kebutuhan mereka pun tidak terpenuhi, seperti kebutuhan pendidikan, kesehatan, gizi yang cukup. Ini juga makin dipersulit oleh sistem saat ini yang semuanya hanya bisa dijangkau dengan materi.
Belum lagi akibat pengangguran ini membuat banyaknya kriminalitas yang terjadi karna rakyat tidak punya pendapatan dan ditambah dengan lemahnya iman sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminalitas.
Read more info "Pengangguran Terus Jadi Ancaman, Buah Sistem Ekonomi Kapitalis" on the next page :
Editor :Esti Maulenni