Kebutuhan Hidup Masyarakat Meningkat Drastis, Perlukah Penanganan Praktis?

SIGAPNEWS.CO.ID - Komoditas kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) dalam pemenuhan hajat hidup sehari-hari, menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan. Sebab, semua itu merupakan prioritas konsumsi masyarakat yang tak tergantikan oleh barang substitusi lainnya. Seperti halnya telur ayam yang mengalami kenaikan, hingga mencapai harga fantastis dan terus meroket. Apa penyebab dari permasalahan ini?
Secara ilmu ekonomi, lonjakan harga telur ini dipicu oleh langkanya pasokan telur dari peternak ke pasar-pasar tradisional. Jika hal itu terjadi, maka inilah yang menyebabkan harga meningkat. Mungkin secara ilmu ekonomi memang benar, akan tetapi naiknya harga tersebut bermula dari turunnya produksi telur pada peternak ayam yang disebabkan oleh tiga hal, pertama pengaruh cuaca ekstrem, kedua penyakit pada ternak dan ketiga naiknya harga pakan.
Secara langsung ketiga hal itu mengakibatkan pasokan telur menurun secara drastis, sedangkan permintaan tetap tinggi. Sehingga semua ini menciptakan ketimpangan antara penawaran dan permintaan. Selain itu beberapa spekulasi juga mengarah ke faktor eksternal seperti, perubahan impor dan ekspor telur ayam. Kemudian adanya pembatasan impor dari negara lain, atau peningkatan ekspor dapat mempengaruhi pasokan telur di dalam negeri, akan tetapi pemerintah belum memberikan konfirmasi resmi terkait hal ini.
Lalu bagaimana mekanisme yang harus dilakukan terkait dengan kenaikan harga telur ayam, agar stabil dan kembali normal? Sudah seharusnya pemerintah melakukan investigasi menyeluruh terhadap lonjakan harga termasuk menindak praktik monopoli dan manipulasi harga telur di pasaran. Dan kemudian harus mendorong peternak ayam lokal supaya dapat bersaing secara sehat, sehingga para peternak dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mengatasi krisis yang terjadi.
Selain itu perlu adanya kebijakan untuk meredakan problematika yang ada dengan kebijakan-kebijakan misalnya, pemberian subsidi untuk peternak, kebijakan jangka pendek berupa impor telur dari negara lain, juga usaha jangka panjang untuk mencegah terulangnya skandal serupa di masa depan.
Kenaikan harga rata-rata komoditas telur berpengaruh pada Harga Pokok Produksi (HPP), yang merupakan puncak dari berbagai variabel kegiatan management peternak ayam petelur. Komponen HPP telur itu sendiri terdiri dari harga pakan, bahan operasional, dan juga penyusutan investasi infrastruktur, serta biaya lainnya.
Pada faktanya, struktur industri pakan nasional saat ini membentuk kekuatan oligopoli yang dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Hal ini akan membuka peluang bagi pihak-pihak yang ingin memburu rente, dan membentuk munculnya kartel-kartel baru sehingga dapat merusak persaingan usaha. Mereka akan bermufakat untuk mengatur penetapan harga, pembagian wilayah, persekongkolan tender dan pembagian konsumen. Saat ini komersialisasi pakan didominasi oleh beberapa perusahaan asing, yang menguasai pasar modal.
Read more info "Kebutuhan Hidup Masyarakat Meningkat Drastis, Perlukah Penanganan Praktis?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni