Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan Di Indonesia

SIGAPNEWS.CO.ID - Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi dimana setiap masyarakat baik perorangan maupun kelompok mampu mempertahankan makanannya sepanjang waktu, baik secara fisik maupun secara ekonomi. Dalam arti ini ketahanan pangan harus memiliki akses terhadap suatu kondisi yang aman dan juga bergizi yang sesuai dengan preferensinya (indonesiastudents.com).
Oleh karena itu, pangan menjadi kebutuhan penting bagi suatu bangsa yang perlu mendapat perhatian khusus. Menurut Global Food Security Index (GFSI) indeks ketahanan pangan indonesia pada tahun 2022 berada di level 60,2, sementara indeks ketahanan pangan rata-rata global berada di angka 62,2, ini menunjukkan bahwa kondisi ketahanan pangan Indonesia masih berada di bawah rata-rata. (Agrofarm.co.id).
Sedari dulu sejatinya pemerintah telah berupaya untuk menggalakkan program pemenuhan kebutuhan pangan di negri ini namun selalu menemui kegagalan. Adapun Salah satu upaya pemerintah saat ini dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat adalah dengan menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional No. 11/2023 tentang Pola Pangan Harapan. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan aturan itu untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan mengedepankan keberagaman konsumsi pangan dan keterpenuhan gizi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu juga mengungkapkan bahwa Menkeu menganggarkan dana Rp104,3 triliun—Rp124,3 triliun untuk meningkatkan produksi pangan domestik 2024.
Menurutnya, anggaran tersebut dipakai untuk ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas, Namun, Arief justru mengungkapkan bahwa negara hanya mengucurkan 0,6% dari total anggaran negara untuk bidang pangan. Selain anggaran, persediaan lahan juga tidak cukup luas karena hanya sebagian yang bisa dipakai untuk keperluan pertanian. Jika kita telaah lebih lanjut dari pernyataan tersebut maka hanya sebagian kecil dana dari anggaran yang telah di tetapkan yang kemudian dikucurkan untuk bidang pangan. (Katadata, 2-6-2023).
Ketahanan pangan persoalan penting
Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting Bagi bangsa mana pun, karenanya ketahanan pangan merupakan pilar ketahanan negara baik negara dalam keadaan damai maupun Ketika negara dalam keadaan perang. Terpenuhinya pangan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan bangsa. Pangan yang lengkap dapat membuat kebutuhan nutrisi tubuh tercukupi. Dengan tubuh yang sehat, seseorang akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berpikir dan beraktivitas.
Masyarakat yang nutrisinya terpenuhi juga mudah dididik sehingga akan terbentuk SDM yang berkualitas. Dengan adanya SDM yang berkualitas tentunya ini akan memberikan pengaruh yang besar pula terhadap hadirnya generasi yang cerdas secara pola fikir dan Tangguh secara fisik.
Sayangnya, masalah pangan masih terus berlanjut. Banyak masyarakat di berbagai daerah, terutama di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) mengalami kelaparan. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan karena tingginya harga beberapa bahan makanan. Selain itu, masyarakat negeri ini juga mengalami hidden hunger (kelaparan tersembunyi), yaitu kekurangan gizi mikro. Tak luput pula wilayah sumatera selatan yang turut juga mengisi deretan nominasi wilayah dengan prevalensi stunting tinggi, dikutip dari laman kantor berita Rmol Sumsel, terdapat 5 kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi yakni kabupaten Muara enim dengan 22,8 %, Musi Rawas 25,4 %, Banyuasin 24,8%, Ogan Ilir 24,9 %, dan Musi Rawas Utara 20,2 %.
Dengan adanya masalah ini serta kecilnya alokasi dana untuk meningkatkan pangan, wajar jika ada yang beranggapan pemerintah kurang serius mengatasi problem pangan. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi memang sudah dilakukan, tetapi upaya itu kalah dengan peran pihak-pihak tertentu yang hanya ingin mencari keuntungan. Mereka menjadikan proyek pangan sebagai lahan basah untuk memperkaya pribadi, ada pula Sebagian orang yang menjadikan proyek pangan sebagai proyek pencitraan semata.
Negara juga tidak menyelesaikan masalah mendasar dari kelangkaan pangan. Selama ini, distribusi selalu menjadi kendala dalam urusan pangan. Rantai distribusi yang panjang membuat masyarakat merasakan mahalnya bahan kebutuhan pokok. Belum lagi masalah kecurangan dalam prosesnya, seperti praktik penimbunan yang makin menambah Panjang daftar persoalan pangan. Tidak cukup sampai disini bahkan membanjirnya bahan pangan import dan harga pangan yang mampu dikendalikan oleh korporasi mengakibatkan kenaikan harga yang tak dapat terkendali. Maka Bagi sebuah bangsa yang benar-benar merdeka, haruslah memiliki kemandirian dan kedaulatan pangan.
Kunci terwujudnya ketahanan pangan
Jika kita berbicara tentang ketahanan pangan tentunya hal ini berkaitan erat dengan ketersediaan bahan pokok yang keberadaannya tidak lepas dari komoditas pertanian. untuk bisa menghasilkan komoditas pertanian dalam jumlah besar dan berkualitas tentunya pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup dan alokasi yang tepat sasaran, selain itu pula pemerintah harus memfasilitasi petani dengan berbagai tekhnologi yang dapat di gunakan untuk mengolah lahan sebagai sarana untuk mewujudkannya.
Read more info "Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan Di Indonesia" on the next page :
Editor :Esti Maulenni