Tik Tok Barang Impor Kapitalis Sekuler

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, terdapat tiga hal penting yang ingin dicapai dalam revisi Permendag tersebut yaitu perlindungan konsumen, perlindungan produk dalam negeri (UMKM), serta perlindungan platform lokal.
Inilah puncak mengapa terjadinya kebebasan sosial media untuk mengakses Tik tok, iya karena di sebabkan oleh pemahaman di dalam sistem kapitalis sekuler.
Karena kedua hal inilah adalah akar dari tumbuh suburnya abmoral di kalangan generasi kita, terutama khususnya para remaja, sehingga banyak mengalami kerusakan moral karena di sebabkan oleh hal-hal yang tak berfaedah.
Oleh karena itu tumbuh suburnya kemaksiatan di kalangan masyarakat sudah menjadi global, karena di pengaruhi oleh sekulerisme sebagai paham yang memisahkan agama dari kehidupan ini.
Sehingga menjadikan manusia hidup dengan asas suka- suka atau bebas dalam bertingkah laku, dan menganggap bahwa agama tidak perlu dan tidak boleh ikut campur tentang persoalan dunia, karena agama itu hanya boleh ikut campur tangan dalam hal ritual semata, inilah akar masalahnya.
Demikian pula kapitalisme, mendidik manusia untuk menghamba pada materi dunia saja, bahwa keuntungan itu adalah segala- galanya, tanpa peduli lagi halal atau haram, menimbulkan maslahat atau mudharat, terpenting bagi para kapital adalah keuntungan semata.
Maka jangan terkejut jika akan bermunculan kembali aplikasi - aplikasi Tik tok yang baru, selagi kapitalisme dan sekulerisme masih eksis di negeri ini.
Sangat berbeda jauh sekali dengan pandangan Islam, bahwa Islam itu mempunyai pandangan hidup itu cuma semata - mata untuk menjadi insan yang bertakwa dan Ridhanya yaitu hanya beribadah kepada Allah SWT, yang terdapat Dalam :
(QS. Az-Zariyat Ayat 56)
56. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini sesuai dengan amal perbuatan kita, karena setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, nanti akan di minta pertanggung jawabannya di Yaumil akhir kelak.
Wallahu a'lam bishawab.
Read more info "Tik Tok Barang Impor Kapitalis Sekuler" on the next page :
Editor :Esti Maulenni