Penanggulangan Bencana Muram di Negara Rawan Bencana

Islam menjadikan negara sebagai pelindung manusia, harta dan jiwa. Negara melakukan segalanya untuk memastikan keselamatan warga negara dengan tanggung jawab penuh.
Pencegahan bencana dalam Islam menjadi optimal karena dua faktor. Pertama, negara sebagai pihak sentral dalam segala urusan rakyat.
Penguasa nantinya akan bertanggung jawab dihadapan Allah tentang apa yang terjadi pada rakyatnya. Padahal, penguasa melakukan segala yang mereka bisa untuk meredakan situasi, hanya untuk memenuhi tugas mereka sebagai penjaga dan pelindung rakyat.
Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda :
“Sesungguhnya seorang imam (Pemimpin) itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Kedua, kekuatan perbendaharaan. Baitulmal akan memiliki sumber keuangan yang cukup untuk mendanai kesiapsiagaan bencana.
Misalnya, ketika para ilmuwan menyarankan pemerintah untuk membangun rumah tahan gempa bagi penduduk daerah rawan gempa, negara bertanggung jawab untuk membangunnya. Jika warga tidak bisa membangun karena mahal, maka negara berkewajiban membantunya, karena hal tersebut menyangkut jiwa manusia.
Dalam sistem demokrasi kapitalis penguasa kerap kali lalai dan mengabaikan keamanan warganya, dimana perbendaharaan negara defisit karena privatisasi sumber daya alam, kita tidak akan pernah menemukan kondisi seperti itu jika aturan islam diterapkan secara kaffah.
Kesiapsiagaan bencana menjadi optimal ketika Islam diterapkan karena sistem Islam menyediakan penguasa handal yang peduli terhadap umat dan menciptakan perbendaharaan yang kuat.
Wallahu A'lam Bisshawab
Read more info "Penanggulangan Bencana Muram di Negara Rawan Bencana" on the next page :
Editor :Esti Maulenni